Rabu, 19 November 2014

Aku bukanlah romantis, tapi aku belajar agar menjadi itu. Aku hanyalah puitis yang tak punya kisah romantis


Pada pagi yang semakin dingin, rangkulan kenangan mengembalikan ingatan tentang dimana dulu aku pernah menjadi cupu sebelum mengenal dirimu. Terlihat ragu atas senyuman yg selalu kamu lemparkan sejak itu, aku tau, itu awal dari perkenalan kita.
Dulu....

Detik-detik menghitung ingatan yg tak disangka. 

Sudah sepanjang inikah perjalan kita? 

Sudah sejauh inikah kisah duka kita?

Banyak kata yang tak ku duga dari sebelumnya, aku ingin mengatakan "Bahagiakah kau selama ini bersamaku?"

Tentu dari senyuman yang ada di setiap pertemuan kemarin-kemarin sebelum kita di pisahkan oleh jarak. Disitulah aku tau betapa bahagianya kita bisa dipertemukan lagi seperti ini.

Tak sedikit suka duka kita dapati, Senang susah kita jalani. Inilah kisah kita yang tak berujung piluh. Aku bahagia mengenalmu sejak itu, begitu jugak kamu. Tanpa ada kata ragu, kita pernah mengatakan akan bersama-sama melawan ribuan rindu yang sudah kita kumpulkan agar berbuah manis seperti temu. Bukankah begitu?

Sepagi ini aku ingin mengutarakan kamu yang kumaksud.

Berpuisi, mungkin seperti ini..
"Kamu....
"Kamu adalah Satu diantara dua wanita yang ku sayang setelah ibu. 
"kamu....
"kamu adalah Satu diantara ribuan kenangan yang ingin ku tuliskan sepanjang waktu.
"kamu ....
"kamu adalah Satu diantara kata kata yang selalu aku do'akan dan akan selalu aku semogakan.
"Dan kamu ....
"kamu adalah Satu diantara harapan yang akan aku hadiahkan oleh hati seutuhnya.
"kamu ...
"Maukah kamu menghadiakan kata dari aku dan kamu menjadi kita, sampai hari tua kelak?Harapku jangan pernah kamu abaikan, tapi semogakanlah. Agar senantiasa bahagia selalu membawa keadaan dengan syahdu di cerita aku dan kamu.

Terima Kasih sudah menjadi Syahdu diantara serdadu-serdadu rindu di hatiku.
Terima kasih sudah menjadi teman dikalah suka lalu duka yang membawa kita sebahagia ini.
Terima kasih sudah menjadi cerita di tulisan ini.
Terima kasih sudah menjadikan airmata pertama dikisah ini.
Terima kasih sudah menjaga serta percaya akan hati ini.
Terima kasih sudah menjadi kelima tahunnya berada disisiku.
Terima kasih sudah menyayangiku sedari dulu hingga sekarang.
Terima kasih sayang.
Terima kasih banyak sudah mencintaiku sejauh ini.
Terima kasih.
Kasihmu akan ku balas dengan tulisan-tulisan kecil ini.

Aku bukanlah romantis, tapi aku belajar agar menjadi itu. Aku hanyalah puitis
yang tak punya kisah romantis.

Selamat Mengenang 19 November, sayang.

Semoga kisah ini semakin dikenang.

--- Fikri Ibrahim




Tidak ada komentar:

Posting Komentar