Sore, kini aku keluar di bawah rintihan gerimis yang membuat aku merindu. Dalam hitungan detik yang telah memutarkan siang menjadi kelam . Suara buliran rindu yang turun dari atas sana ku hiraukan. Aku berjalan tak henti arah, mengingat kalau air yang turun ini Air yang tak biasa dari biasanya.
Berawal laju kendaraan yang menunjukkan dimana tempat yang seharusnya bersinggah di bawah buliran, buliran yang membuat kerinduan. Iya, Ada Rindu di balik kesenjangan bulir yang turun sedikit demi sedikit.
Tak henti nafas ku helahkan, desah Rindu semakin resah dalam pikiran seakan mengucapkan dan merasakannya terus menerus.
Tak henti nafas ku helahkan, desah Rindu semakin resah dalam pikiran seakan mengucapkan dan merasakannya terus menerus.
Sepuluh menit yang berputar dalam hitungan detik, menit lalu sampai hitungan jam, berhenti di salah satu taman yang bisa membuat kenangan itu menjadi benar-benar Kerinduan. Buliran itu semakin deras, Aku berhenti dan mematikan Kendaraan yang kulajukan, Perlahan dan menikmati hempasan pelan demi pelan rintihan ini.
Saat itu, aku tak sendirian. Aku bersama orang yang sudah ku anggap Lebih dari Teman bahkan Lebih dari Pacar , Walaupun nyatanya Kakak Adik. Memberhentikan laju kereta salah satunya agar keadaan tak semakin mendingin. Sungguh dingin di dada, mengecam remuk tulang-tulang. Berdua saling tatap menatap dengan tanda kedipan yang manja, Menebar Senyum yang lembut membuat semua semakin lirih dekat .
Seiring Keadaan yang sudah menggigil, Ada sedikit yang membuat Hangat di dada. Pelukan. Iya itu Pelukan Dia. Dia yang menebar Senyum Lalu ku balas dengan Sedikit keningan lembut.Takkan henti memeluk dengan Erat. terucap Batin "Aku sayang sama Kamu, Aku gak mau Pelukan ini yang terakhir diantara Kita" Lalu menyandarkan dagu ke Bahu yang penuh dengan kerinduan "Aku juga ingin Pelukan ini menjadi kenangan yang bisa membawa mimpi mimpi indah saat Aku mengingatnya " bales dalam hati.
Saat Dingin sudah menjadi Hangat sehangat Pelukan itu, Pelukan yang sama persis seperti Ibuku. Suara desikan yang menyuruh untuk kembali ke perbaringan badan. Mari kita Pulang, Gelap semakin dekat . Sudah nampak di cahaya langit senja, Ada Linangan Warna Warni Pelangi. Aku menikmatinya. Suara itu terdengar di batin berdua. Sambil menatap terakhir, ada Ingatan lembut yang menjulang ke batin. Rindu tak kunjung reda, sama seperti hari ini. Gerimis Semakin kuat terasa, Menggigil juga semakin dekat dengan kelemahan tubuh.
Di Perjalanan pulang, Suasana yang nikmat di dada menggebuh gebuh. Ada rasa haru, senang dan tak ingin lepas dari pelukan tadi. Rintihan hujan masih terus membasai muka yang penuh dengan senyuman. Menikmati perjalanan dan mengeluarkan Suara sorak Gembira.
Selamat datang Pelukan baru yang membuat rindu semakin mengoyak, menggebuh. Masih banyak dan bakal ada lagi Dokumen dokumen cerita kecil di tulisan-tulisan ini.
By : Fikri Ibrahim Hrp
Seiring Keadaan yang sudah menggigil, Ada sedikit yang membuat Hangat di dada. Pelukan. Iya itu Pelukan Dia. Dia yang menebar Senyum Lalu ku balas dengan Sedikit keningan lembut.Takkan henti memeluk dengan Erat. terucap Batin "Aku sayang sama Kamu, Aku gak mau Pelukan ini yang terakhir diantara Kita" Lalu menyandarkan dagu ke Bahu yang penuh dengan kerinduan "Aku juga ingin Pelukan ini menjadi kenangan yang bisa membawa mimpi mimpi indah saat Aku mengingatnya " bales dalam hati.
Saat Dingin sudah menjadi Hangat sehangat Pelukan itu, Pelukan yang sama persis seperti Ibuku. Suara desikan yang menyuruh untuk kembali ke perbaringan badan. Mari kita Pulang, Gelap semakin dekat . Sudah nampak di cahaya langit senja, Ada Linangan Warna Warni Pelangi. Aku menikmatinya. Suara itu terdengar di batin berdua. Sambil menatap terakhir, ada Ingatan lembut yang menjulang ke batin. Rindu tak kunjung reda, sama seperti hari ini. Gerimis Semakin kuat terasa, Menggigil juga semakin dekat dengan kelemahan tubuh.
Di Perjalanan pulang, Suasana yang nikmat di dada menggebuh gebuh. Ada rasa haru, senang dan tak ingin lepas dari pelukan tadi. Rintihan hujan masih terus membasai muka yang penuh dengan senyuman. Menikmati perjalanan dan mengeluarkan Suara sorak Gembira.
Selamat datang Pelukan baru yang membuat rindu semakin mengoyak, menggebuh. Masih banyak dan bakal ada lagi Dokumen dokumen cerita kecil di tulisan-tulisan ini.
By : Fikri Ibrahim Hrp
coba baca sekali lagi setiap akhir di titik masih ada yang menjanggal lidah. tolong ditambahi sedikit kata agar diujung kata sama kalimatnya terlihat enak dibaca nggak gantung. keep fight :)
BalasHapusokee, terima kasiih :)
BalasHapuscontohnya gimana ? terus kalimat yang mana menjanggal itu ?