Aku kembali menyapa tulisanku, tulisan yang masih kecil, Pemula. iya sering disebut begitu. Awalnya aku tak bisa membuat bahkan merangkai kata demi kata yang sudah ku tulis di Blogku yang Pertama sampai yang ke 14. Ada rasa Haru dan bingung saat semua Teman bahkan Sahabat bisa bercerita tentang apa yang sudah terjadi di tulisan tulisan itu.
Malam ku tatap dengan kelembutan kedua mata dan kelopak yang berkedip. Aku tak henti hentinya bercerita tentang kata kata yang mempuitiskan cerita, Seakan cerita cerita kecil ini di sanjung sama si pembaca. Banyak cerita yang mengejutkan Saat tulisan ku berubah
menjadi tulisan yang tak bisa di rasakan orang lain tapi bisa di bayangkan sedemikian rupa.
Malam ku tatap dengan kelembutan kedua mata dan kelopak yang berkedip. Aku tak henti hentinya bercerita tentang kata kata yang mempuitiskan cerita, Seakan cerita cerita kecil ini di sanjung sama si pembaca. Banyak cerita yang mengejutkan Saat tulisan ku berubah
menjadi tulisan yang tak bisa di rasakan orang lain tapi bisa di bayangkan sedemikian rupa.
Aku Mengetik dengan kelembutan Suara Menggerutuh di sepuluh Jari-jari kecilku. Merangkai sedemikian cerita yang menarik, Walau nyatanya Aku takut tak bisa membuat tulisan yang menarik dan tak bisa membayangkannya. Sungguh aku takut kalau tulisan ini bisa merusak diri sendiri. Karna dengan tulisan ini aku berubah menjadi orang lain dan bukan diri sendiri. Aku sungguh takut. Bahkan saat Abang dari kandungan ibuku mengucap kasar "Jadilah dirimu sendiri " .
Aneh memang saat Pilihan yang sudah ku rancang di pikiran matang. Aku terus berpikir, Apa yang salah dengan ketikan ketikan puitisku. Tak ku hiarukan. Asyik dengan membaca dan membuat situasi yang kelam menjadi berwarna itu adalah Salah satu yang ku impikan disaat aku serius menulis.
Ada runtuh yang patah di semangatku, Satu diantaranya mungkin dan memang sudah lemah dipikiran yang padam. Mendekati Ibuku adalah salah satunya cara agar semua tak merubah keadaan. Aku berusaha menceritakan cita-cita ku yang baru. Cerita dimana kesukaan ku yang mengomel sesuka di dalam hati .
Ibu paling tau perasaan seorang yang pernah dalam kandungannya. Tanpa aku bercerita juga Semua tatapannya bisa menebak kalau anak lakinya sedang dilanda dilema.
Ibu paling tau perasaan seorang yang pernah dalam kandungannya. Tanpa aku bercerita juga Semua tatapannya bisa menebak kalau anak lakinya sedang dilanda dilema.
Semenit lalu Ibu menatap kedilemaan ku dan berucap Pelan "Tak ada yang tak mungkin kalau kamu mau mencobanya nak, Selagi kita masih bisa melihatnya pasti kita bisa meraih apa yang artinya kemenangan itu". Pelan tapi penuh makna dan arti di ucap bibir Ibu yang mendarah daging di tulang belulang di darahku. Semuanya pasti punya arti kok, apa yang kamu kerjakan itu Walau masih apa adanya dan belum di seriusin.
Sudah dulu tulisan ini, mungkin aku lebih memilih dan mendengarkan apa yang di dengar dan ku lakuin seadanya. Semoga saja tulisan tulisan kecil ini menjadi besar dan bisa di bukukan. Amin.
By : Fikri Ibrahim Hrp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar