Sabtu, 18 Januari 2014

Mengenal Pahit dulu pasti Manis :)

Harus mengucapkan salam mungkin lebih ramah dan lembut di telingah yang bisa mendengar dan membayangkan tulisan tulisan ini. Selamat Malam atau pagi walau ini sebenarnya tengah malam . Semoga saja tulisan kali ini bisa membawa ke suasana tertidur pulas bukan membayangkan lebih dalam .
 
Ditengah malam, ada dingin di suhu tubuh. dingin yang bisa masuk perlahan demi perlahan ke selah pori tubuh. Badan semakin dingin, khususnya ingatanpun semakin lemah walau keadaan yang kacau ini bisa mengubah menjadi tulisan-tulisan kecil. iya sepertinya. Menghirup salah satu ciptaan Tuhan yang tiada henti-hentinya habis adalah salah satu kasihmu kepada makhluk hidup. Tentunya manusia yang bisa mengucapkan rasa syukur yang menjunjung tinggi kenikmatan ini. 

Pikiran yang mengenang di akhir kata selalu berbeda dengan yang pertamanya. Awalnya hanya merelakan dan membiarkan ini itu biasa saja. nyatanya semua sudah semakin mendesak dan membakar pikiran yang mengubah segan mejadi ibah di hati. Anak muda, wanita bahkan yang merasakan hati dan yang pastinya empedu yang memiliki rasa pahit, rasa yang menganeh-aneh di gejolak hati kecil.
 
Mengapa Galau dan kekacauan ini selalu datang saat di tengah malam, di tengah semua orang lengah dan sudah bermimpi indah? Apa karna empedu yang kecil ini. Empedu yang berwarna hijau, dan siapa yang tidak tahu kalau itu rasanya pahit. ketika kekacauan yang menghantui yang merasakan pertama itu kepahitan bukan kemanisan. Ada lemah yang terpikir dibenak, tetapi sudah begitu tetap saja dihiraukan. Apa ini empedu sudah tak kurasakan lagi. berharap jangan, karena aku tau didunia pasti merasakan yang namanya pahit manisnya kasihmu. 

Dalam situasi begini Aku hanya berdo'a dan menjadi orang yang bisa menghibur dengan kemanisan bukan seperti empedu tadi. Tapi kenapa selalu manis, manis di bibir bukan di hati. Walau Empedu sepahit kisah tengah malam ini aku masih bisa menahan Ego yang panas dengan amarahnya. Sengaja atau tidak, ini terjadi begitu saja, ini bisa mengubah Pahit menjadi manis. Pastinya. Kenapa? Saat dua amarah saling memuncak, hanya ada satu cara. Kita harus membuat empedu yang pahit ini menjadi manis dengan sedikit meredam dan merasa bersalah seperti diam-diaman. mungkin dengan begini empedu yang tadinya seakan keluar kini di redam dengan rasa kesabaran . 

Pukul sudah menunjukan batas untuk bermimpi indah, bukan lagi memikirkan kekacauan yang baru saja terjadi. Apapun yang namanya Empedu pasti pahit. Sama seperti kehidupan, kita pasti merasakan manis tapi setelah Pahit dulu kita lalui. Mudah-mudahan kedapannya kemanisan membuat situasi begini lebih adem dan dingin seperti tengah malam ini . Saatnya mengucapkan harapan di pikiran yang membayang-bayangkan masa depan. Good night .

Salam, Fikri Ibrahim Hrp


Tidak ada komentar:

Posting Komentar