Rabu, 31 Desember 2014

Karna apapun, luka dan bahagia adalah teman yang paling akrab di dalam hati.

Bangun-bangun ada tatapan nanar tentang kejadian di awal tahun sampai dengan akhir tahun ini. Masih saja membuka mata, lalu mengingat hari-hari sebelumnya. Berpikir banyak dengan yang di alami bertahun-tahun. Bertanya-tanya "Apa karna usiaku yang semakin hari semakin beranjak ke jenjang dewasa lagi?" "Apa karna aku sudah merasakan pahit getirnya jatuh hati pun patah hati?" Mungkin saja, iya dan mungkin saja hanya sebuah proses dimana seorang anak akan merasakan apa yang di rasakan orang tua dulu. 

Mengingat kenangan di tahun lalu, aku selalu mengingat tentangmu, juga tentang kita. Entah kenapa, pikiran itu selalu terbayang dalam setiap perjalanan sampai dengan sekarang. Bahagia mengikat tentang khayalan yang dulu kita bayangkan sekelebet dengan puing-puing cerita canda lalu tawa, dan pagi itu membuatku tersenyum manis merasa malu-malu seakan pipih memerah begitu saja. 

Melamun adalah caraku menenangkan sendu yang bercampur malu pagi itu. Setiap harinya ingatan dimana kita saling merayu juga meramu seakan membawaku ke suasana lamunan yang semakin mengundang senyum manis.