Minggu, 22 Maret 2015

Nostalgia membuatku kembali berteman dengan senyuman.


Kali ini malam menyambut kebahagiaan yang datang kembali, mungkin aku lagi di jatuhin cinta (lagi). Tak henti tersenyum sendiri, tak henti merasa bahagia itu datang sendirinya. Dari melihat ponsel yang biasanya serasa biasa, kini berubah menjadi lebih dari biasanya. Senyum pun menebar kemana-mana. Ah gilak, sambil ngelihat cermin. Aku lagi membayangkan ada kamu di hadapanku. Ingin rasanya ku belai, ingin rasanya ku cubiti pipihmu yang tembem itu. Ingin rasnya ku peluk lalu ku candain dengan segala bahagiaku. Ah,, Sayang, aku lagi membayangkanmu lewat cermin, bukan sungguhan, Lalu aku tersipuh malu.

Hari-hari ini mulai kerasa kalau bahagia lagi datang seiring malam kembali terang. Entah kenapa, dari pagi ke siang sampai siang ke malam. Bahagia tiada hentinya. Ada saja cara yang membuatku seakan menjadi anak yang baru-baru merasakan pacar pertama, atau yang sering disebut baru-baru merasakan jatu cinta (lagi), nyatanya aku sudah sering di jatuhin cinta lalu di patah hatikan. Tetap saja merasa bahwa kebahagiaan itu serasa milik berdua. Dan aku memang benar-benar merasakan perasaan itu kembali, dimana dulunya pertama kali ada sapaan yang manja, ada sapaan yang malu untuk berkenalan denganmu. kini terulang kembali. Nostalgia membuatku kembali berteman dengan senyuman.

Ada hal yang harus kamu tahu, mengingatmu adalah suatu hal yang tak pernah aku rencanakan, melainkan datang dengan sendirinya, datang dengan pulang kerumah menyambut kebahagiaan kita berdua. Setelah beberapa hari kabar yang sengaja ku sisakan untuk menahan rindu, sengaja ku sisakan hanya untuk tidak menyapamu kembali. Tetap saja bertahan hanya dalam hitungan hari, Walau awalnya ego berteman dengan waktu, di hari selanjutnya ego dikalahkan oleh  rindu. Lagi-lagi aku merindukanmu, mungkin ini pertanda kalau aku belum bisa menjauh dari kata yang sering kita sebut yaitu cinta. Hingga saat ini, hingga detik ini aku belum tahu apa itu definisi cinta, tapi aku menikmatinya, aku memilikinya, kurasa kau juga memiliki cinta yang sama dengan apa yang ku rasakan. Akan saja, aku masih belum tau arti dari segalanya. Hingga saat ini, aku sering berucap; Aku sayang kamu, Aku cinta kamu dan aku sayang kamu lebih dari biasanya. Hingga ucapan itu menemanimu sebelum terlelap dalam mimpi.

Malam semakin kalut, hari semakin membuat rindu menjadi haru. Kenapa kau datang tak tepat waktu, membuatku terkejut, membuatku merasa kau memang bisa mengubah kesedihan yang berhari-hari menjadi riang gembira, rasanya ingin memelukmu sekuat rindu itu. Benar sudah, kita sudah di jatuhi cinta (lagi). Kali ini aku ingin mengembalikan suasana menjadi lebih kembali lagi seperti dulu. Tapi, kamu juga harus tahu sebelum aku mengatakannya. Aku bukan seperti dulu, aku adalah ini. Aku adalah yang sekarang. Hanya seseorang yang ingin mengembalikan suasana romansa dulu, walau nyatanya tak seperti dulu (lagi).

Mungkin cerita kita terlalu panjang untuk di tuangkan ke tulisan ini, apapun itu dan apapun yang sekarang kita jalanin. Kebahagiaan ini tak akan pernah habis, terkecuali waktu yang menghabiskan kita. lalu tersenyum malu.
Tunggulah takdir yang menjemputmu, takdir yang paling bahagia dari yang pernah kau rasakan.

Aku ingin berpesan; bila kita di ketemukan dengan kata halal, berusahalah terus membuatku merasakan kebahagiaan itu. Sebab, bahagiamu adalah bahagiaku, tapi aku enggak mau kau kehilangan kebahagianmu. Ingat. Ada aku, ada sujud yang menunggumu. Semoga takdir menerangi jalan yang sudah di tuntun seselama ini. Dan, aku ingin berkata; kau adalah kebahagiaanku disaat-saat seperti ini atau saat-saat hari mendatang.

kau adalah seduh sedanku yang ingin ku ceritakan ke semua orang. Sebab, Aku cinta kau lebih dari biasanya.



-Fikri Ibrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar