Soremu sesejuk mentari seindah awan putih yang tak habis-habisnya. Sore yang amat amat indah untuk ku sudutkan di kenangan ini. Derita suka dan duka seakan berlari mendekatiku lalu menyuruhku untuk menceritakan semuanya, iya semuanya. Ada diam untuk merangkul cerita ini, kenangan itu tak baik di simpan tapi lebih baik di tuliskan. Dari Kenangan yang penuh dengan cerita keindahan, cerita suka duka baiknya simpulkan di tulisan-tulisan kecilmu. Oke, akan ku rapikan kau di catatanku "bisikku dalam piluh". Saat itu Awan biru dengan sedikit hilir angin menyendraku membius halus sepoi sepoi.
Awal dari tatapan setelah disambut dengan senyuman seolah mulai rentan mendekatiku. Pelan-pelan kau memanah rasa suka yg tak ku duga dari sebelumnya. Terbiuslah aku saat itu. Owhhh ... Salah tingkah dan tersipuh malu-malu ingin menyapaku.
"Hallo, Ha haii " Muka memerah dipenuhi cibiran-cibiran lembut. "tolong aku, aku terbius olehnya"
Rasa lebai ini pun semakin tak terarah. Kata-kataku bercampur malu. Setelah sapaan yg sederhana dan bisa di artikan penuh makna, Aku kembali merapikan senyuman senyuman di pipih yang sudah memerah ini. Aku pergi, ada senyum yg sudah ku simpan di dalam pipih merahmu.
Awal dari tatapan setelah disambut dengan senyuman seolah mulai rentan mendekatiku. Pelan-pelan kau memanah rasa suka yg tak ku duga dari sebelumnya. Terbiuslah aku saat itu. Owhhh ... Salah tingkah dan tersipuh malu-malu ingin menyapaku.
"Hallo, Ha haii " Muka memerah dipenuhi cibiran-cibiran lembut. "tolong aku, aku terbius olehnya"
Rasa lebai ini pun semakin tak terarah. Kata-kataku bercampur malu. Setelah sapaan yg sederhana dan bisa di artikan penuh makna, Aku kembali merapikan senyuman senyuman di pipih yang sudah memerah ini. Aku pergi, ada senyum yg sudah ku simpan di dalam pipih merahmu.