Taman cerah nan permai mengawali tatapan indah kala senja itu, lagi lagi yang tepikir di dalam dada hanya sorang wanita. Wanita yang selalu di rindukan, yang selalu di mimpikan. Dengan setapak jejak jejak rindu sejak itu, bersemarak setangkuk embun di penuhi kenangan. Aku denganmu, juga senja yang mengenang di ingatan. Harum mawar mengikuti harum yang ada di tubuhmu. Harum yang penuh rindu. Wangi dan rimbun.
Sore yang penuh udara, sayup sayup layuh sendu semerbak rindu. Sang pujaan telah datang setelah angin berjabar di ingatan, di hembuskan ke pori-pori yang ada di dalam tangkai, ataupun di dahan yang indah. Semerbak lah sampai ke indra penciumanku.
Aku tahu ini harum dari dia, iya dia yang selalu dekat saat senja yang indah kala itu. dia berdiri bersamaku, menikmati meronanya langit membuat hiup udara semakin mempesona, membuat suasana semakin seperti akulah Pangeran dan dia Sang Putri yang mempesona. Senja memeluk romantis tentang aku dan dia.
Perlahan pelan demi pelan ia menyandarkan kepalanya dengan manja di bahu yang selalu menjadi pundak saat dia senang, saat dia duka, bahkan saat dia merana. Perlahan semakin perlahan, dengan manjanya dan dengan penuh rasa keihklasan, seakan dukanya hilang begitu saja, seakan senja semakin senang melihat kami berdua, Sejak itu. Tanpa sengaja ku ambil hendphone lalu ku lihat mp3ku, ku pilih-pilih lagu yang cocok buat keadaan seperti ini. Teringat dengan Pelangi yang indah, di bungkus sunset yang menawan. Payung Teduh lah yang teripikir sejak itu.
Perlahan pelan demi pelan ia menyandarkan kepalanya dengan manja di bahu yang selalu menjadi pundak saat dia senang, saat dia duka, bahkan saat dia merana. Perlahan semakin perlahan, dengan manjanya dan dengan penuh rasa keihklasan, seakan dukanya hilang begitu saja, seakan senja semakin senang melihat kami berdua, Sejak itu. Tanpa sengaja ku ambil hendphone lalu ku lihat mp3ku, ku pilih-pilih lagu yang cocok buat keadaan seperti ini. Teringat dengan Pelangi yang indah, di bungkus sunset yang menawan. Payung Teduh lah yang teripikir sejak itu.
Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Dan sore menjadi tumpuan rindu cinta bersama
Di sore itu
-- Menuju senja
(Suara dalam alunan gitar nan merdu, semakin menghanyutkan bahagia ke dalam satu pundak yang siap menopangnya)
Ingin sekali rasanya bisa bernyanyi, namun dia terlalu lelap dan menikmati nyanyian kala awan yang mulai berubah menjadi gelap seketika perputaran waktu. Ku belai rambutnya yang indah, ku cubiti pipinya dengan manja. Lalu ku ucapkan do'a agar dia baik-baik saja kapanpun, dimanapun begitu dengan hatinya yang terlalu takut untuk di sakiti. Dan aku pun terbawa oleh buaian lagu dan buaian senyum di pipih indahmu. Dalam hati berkata; Kan ku jaga hatimu juga hatiku sampai nanti kita menjadi pasangan yang dekat dengan kata Halal. Senja membungkus kepalanya yang masih bersandar di pundakku.
Sialnya, semua itu hanya khayalan yang ku anggap untuk membahagiakan diriku sendiri. Terbangun dalam lamunan.... Sial, ternyata aku mengkhayal!
Dalam batin; Walaupun itu hanya sekedar khayalan tapi percayalah semua berawal dari kita mengkhayal lalu menjadi sebuah kisah yang indah untuk kita berdua, sayang. Yakinku menujukkan harapan denganmu. Tapi, aku tidak pernah berjanji untuk membahagiakanmu sebahagia di khayalanku ini. Aku hanya bermimpi bisa membahagiakan dari kenangan kita yang kemarin, hingga sekarang sampai usia kita sudah menua. Semogakanlah do'aku untuk cerita kita, dan jangan lupa bungkus dengan rapi seperti kado yang paling surprise untuk masa depan.
Memo yang singkat untuk mengkhayalkan bahagia selalu bersenandung lalu bersemayam di bayang-bayang cerita suka duka kita.
Play musik -- Tidurlah (Payung Teduh) . . . . .
-- Fikri Ibrahim
Nice ;)
BalasHapusTerima kasih sudah mampir ke diari yang melow galau ini :)
BalasHapusTerima kasih juga buat yang ngomentar, Do'ain ya semakin lancar ngisi blognya.
Jangan bosan-bosan mampir ke diari priapemula ini ya :)
#SalamGalau
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCiieee....ka baim bs galau jg
BalasHapus