Rabu, 11 Februari 2015

Aku ingin kau saja, bukan ada yang lain

Aku ingin kau saja, bukan ada yang lain, bukan tentang seberapa banyak orang yang ada di sekitarku. Seperti kata hati, tak mudah seseorang berpindah tempat, apalagi tempatnya yang baru ia kenal, dan apalagi yang baru ia jamah sama sekali. Tak gampang seseorang menjadi yang lebih baik dari masalalunya, bukan karena dia selalu membenarkan kalau dia selalu benar, tapi dia tahu hatinya berhak untuk di percayai.

Yang pertama kata tulus memang jarang bisa datang begitu saja, biasanya butuh proses dari bawah, terus ke tingkat yang lebih tinggi dari dasar yaitu pertengahan, setelah di pertengahan masih banyak persimpangan kesini kesitu, mau milih ini takut salah, mau milih itu takut terluka. Biasanya sih gitu, mungkin berbeda denganmu yang ku anggap 1 (satu), yang ku anggap berbeda dari lainnya. Sampai ke titik akhir.


Kata tulus bisa saja datang begitu cepat ketika keduanya saling memahami, saling mengasihi pun saling menerima apa yang sudah di berikan kepada pasangan. Baik itu perhatian, baik itu benda atau yang paling sering di kenal kasih sayang yang bisa nandingi kasih sayang seseorang kepada ibu. Begitu denganku, juga denganmu. Dan juga, tulus itu gak segampang berkata aku sayang kamu, kamu selalu istimewa di hati aku. Itu bukan tulus tapi nafsu. Tak ada yang ingin di cintai karena nafsu, karna cinta bukan untuk mainan yang bisa seenaknya saja datang lalu pergi, kemudian datang lagi lalu pergi lagi.

Yang kedua dari yang pertama, masih tetap kau saja bukan ada yang lain. Perasaan bisa saja terbuka begitu cepat saat perhatian menebar dimana-mana, bukan berarti dengan orang lain tapi denganmu saja. Hanya itu, tak ada kata lain seindah kamu kataku saat itu.

Mungkin keseriusan seseorang bukan di lihat dari awal dia memperjuangkannya tapi ketika di pertengahan, ketika suasana mulai renggang, yang satu ingin bertahan, satunya lagi ingin menjauh, ini yang dinamakan perjuangan. Walau awalnya hati selalu becanda untuk menjalani hari -hari dengannya, tapi setelah kebecandaan itu di giring ke ruang yang lebih serius. Ada 1 hati yang ingin menolak dan ada 1 hati lagi yang ingin berkata kau pantas untuk ku perjuangkan. 

Saat itulah, perbedaan selalu membuat keadaan semakin gentar, semakin merasa bahwa ada hati yang takut untuk di tinggal, ada hati yang takut untuk tidak di cintai lagi.

Yang terakhir untuk di pahami, ada hati yang ingin di bawa ke masa depan bukan berjalan di situ situ saja. Wajar, bila awalnya tiap hari ada kabar, tiap hari selalu ada komunikasi untuk bicara lebih langsung dengannya. Itu namanya saling menjaga. Berbeda dengan aku yang masih mengganggap kau saja, Mungkin kau mengganggapku telah berubah dari biasanya, dari aku yang dulu bukan lagi seperti sekarang. Aku yang dulu selalu melemparkan senyum dari pesan singkat, sekarang malah melempar celaka kepada hati. Maksud aku bukan seperti yang ada di hatimu, aku cuman ingin kau saja, itu lebih dari cukup. Jangan kau permasalahkan yang dulu dengan sekarang, sebab aku sudah tau memilih lalu menjagamu, itulah perjuanganku. Ku mohon pahami arti dari kesalahan yang setiap hari menemani hatiku, pun hatimu.

Ini bukan tentang dimana mulut selalu bekata bohong, mulut selalu berkata tidak, tapi hati tahu bahwa masih ada kau saja, bukan yang lain.

Sekarang, berdo'a saja agar aku bisa memperbaiki kerusakan yang sudah membuat renggangnya jarak yang udah di lalui. Katakan, Aku ingin kau saja, Bukan ada yang lain.



- Fikri Ibrahim (im)

2 komentar: