Jumat, 14 Maret 2014

Tak Perlu Sempurna

Sadarkah aku bukan apa-apa dimata yang kasar, aku tahu itu. Tapi kenapa begitu terpuruknya kehidupan sekarang. banyak permintaan yg ku alami. aku ingin menjadi sempurna, Aku ingin menjadi sempurna ; semm sem purrnaa. Kata-kata itu masih membayang-bayang di pikiran. Seperti ada burung yang sedang terbang di atas kepalaku mengejekku untuk menjadi seorang yang sempurna. Akupun benar-benar terpuruk menahan sedih. Tuhan tunjukkan aku ke jalan menuju kesempurnaanmu. Mengeluh lah yang ku tau saat itu. Menggerutu, nyeletuk ke pikir yg mendalam. Sampai berdo'apun aku selalu mengeluh. Kenapa aku tak pernah puas menjadi pribadi yang sebenarnya diciptakan Tuhan paling sempurna diantara makhluk ciptaaan yang lainnya. Aku tau tapi kenapa aku selalu begini. Tuhan tuhan tuhaann .

Senin, 10 Maret 2014

Ingatkah ?

Ingatkah, saat aku baru pertama menceritakan tentang mengapa aku harus begini ? Orang yang pertama aku cari itu kamu, iya kamu. Wanita yg paling berharga di antara wanita yang lain?
Ingatkah, saat aku mengucapkan kalau aku orang yg pertama menangis karenamu? itu kamu yang membuatnya, aku gak pernah mengada-ngada. Ini masalah hati, bukan tentang kebohongan?
Ingatkah, saat aku pertama mengucapkan kalau aku mencintaimu lewat telepon genggam bukan lewat lisan yang bertatapan langsung?
Ingatkah, saat kita berjalan berdua, menggenggam erat kepalan tangan kita dan mengucapkan begitu nyaman genggaman ini. kamu ingat kan ?
Ingatkah, saat aku mengecup lembut kening dengan menutup mata yang malu? kamu begitu cantik saat memejamkan mata perlahan. Aku tak bisa mengalihkan pikiranku dengan ini. Aku sungguh mendalaminya.
Ingatkah, saat aku dan kamu beraduh pendapat, tak pernah searah. aku selalu mau menang sendiri, kamu juga begitu tapi kita sama-sama nyambung dengan keadaan seperti itu?

Kamis, 06 Maret 2014

H A T I .

HATI . . .
Apa kau tau pagi itu HATI sedang berkicau semaunya, merabah kata demi kata yang ia dapat, ternyata HATI tau apa yang akan ia lakukan. Saat Gelisah mendekat perasaan perlahan menampakan diri, tanpa di suruhpun ia bergegas keluar. Aku tak suka dengan keadaan ini, membuat tubuhku menggerutuh tak menentu. Aku benci kenapa mesti ada hati yang berkicau di pagi itu. Kau tau betapa lemahnya hati daripada aku sendiri. Mungkin aku begitu hina dengan kelemahan itu.

Merambat tak tentu arah, Darah ini mengalir ke seluruh urat-urat yang kecil membuat bisikan tubuhku seakan melemah. Aku tak kuat dengan keadaan ini. Aku takut HATI tak bisa menahan amarahnya. Saat kau sapa dengan kuat "Siapa yang ada di HATIMU sekarang?" Lantang terdengar keras, Aku hanya menundukan kepala dan tidak tahu menahu tentang ini.