Kamis, 11 September 2014

I Y A

Pada dagu yang tipis, bertebaran senyum ramah penuh makna. . . . .

Mungkin beginilah aku menilai seseorang dari awal pertemuan. Saat ini ku ragu, apa bisa menikmati semua tanpamu? Jujur belum bisa, sedikitpun belum bisa.

Sembari di balik cerita dagu, raguku belum ku tentukan, apa ini juga belum bisa mastiin kalau kenyataan tak semanis cerita dulu. Ajari aku sayang, Ajari aku rindu...kumohon, kembalikanlah rasa itu seperti dulu, seperti kamu menikam rindu yang sudah lama kita bina, seperti gejolak bertebaran dimana-mana, Seperti angin yg kita rampas begitu saja. Yang di dalamnya dibungkus ; tawa, canda juga kesedihan.

Akankah keindahan dibalik cahaya itu masih bersinar seperti dahulu?

Akankah keelokan di setiap bait cerita masih penuh dengan harapan di masa depan?
Akankah kesedihan datang begitu saja tanpa kita undang?
Akankah sayang?
Akankah kematiannya rindu sudah kita tentukan kapan buat dia membunuhnya?
Akankah?

Besar harapanku, setelah pertanyaan-pertanyaanku tentang ini. Masih merdu terdengar, raup sayup menjelma ... lalu, hiup...

Kenapa tiba-tiba semakin aku berteman dengan jarak semakin kuat getaran ini berguncang. Setiap detik dalam benak, kita, kita, dan lagi kita yang tanpa hentinya terpikirkan. Banyak pertanyaan menerka-nerka, Lagi-lagi dalam hati terpikir pertanyaan yg menggerogoti seisi relung pikiran, begitu juga dengan hati. Seperti ini;

+ Setiakah kita saat berjauhan?
+ Saling merindukankah kita saat begini?
+ Apa kita saling menceritakan ke teman baru atau teman lama, kalau kita lagi rindu banget?
+ Apakah do'a kita sama?
+ Apa harapan kita juga sama?
.... Jawablah di akhir cerita sayang!

Setelah beberapa dalam beberan pertanyaan yang menurutku kurang masuk akal buat di pertanyakan, mungkin itulah cerita anak kecil yang baru memulai dan mendekatkan dirinya dengan jarak. Sedih sudah pasti datang, senang juga menyertaimu. Apalagi yg kita mau kalau begitu. Justru dengan pikiran-pikiran beginilah, kenikmatan menjalin cerita di balik tanpa adanya kabar sedikitpun itu sempurnanya full. Yang tadinya hendphone selalu bergetar tiap menitnya, yang tadinya kita bisa mengucapkan kata "I love you And I miss you", kini tertahan di hati. Karna kita tahu, kata itu belum sempurna kalau belum bertemu dengan keadaan seperti ini.

Banyak pujian, banyak kritikan tentang cerita ini. Ada alasan kenapa aku selalu menceritakan sehari kebahagiaan, seminggunya sudah kesedihan. Dan, pada akhirnya kembali ke kebahagiaan seperti kemarin lagi.

Sayang, apa kabar kamu disana? Semoga baik dan kesehatan selalu mengobati keluhanmu. Percayakan kepada Sang khalik, Sang Maha Agung ataupun Sang Pencipta kita. Percayalah, hati kita kuat, hati kita baik-baik saja, bukannya itu sudah cukup nenangin kalau ketakutan tak seharusnya kita rawat, tanpa adanya keluhan-keluhan lagi dalam dada.


Sekarang, aku dan kamu sudah menjadi konglomerat yang kuat dengan hasil panenan pundi-pundi rindu. Walaupun pada hakikatnya secara langsung, kita saling tersakiti tanpa kita sengaja. Inilah perputaran dunia yang kita sebut cobaan, ujian. Kuat kita bersama, jalaninnya berdua, sedihnya berdua serta bahagiapun kita berdua. Indahnya bila berdua..

Cerita ini belum juga selesai, jawaban yang aku tunggu-tunggu belum juga keluar. Saling mendo'akan dan saling mengamini, aku harap kita bisa, iya benar. kita bisa menjaga semua cerita yang disebut-sebut kesempurnaan. Lukamu adalah lukaku, piluhmu adalah piluhku, jangan khawatir, kamu selalu ada dalam ingatan, dalam baris do'a-do'a yg selalu kusebut. 
Sampaikanlah jawabanmu lewat mimpi, agar yg mengetahui hanya kita. Aku tahu dan kamu juga, Seperti Do'a, kau akan slalu ku amini, kau akan slalu ku Iya kan, sayang. Percayalah, tanpa mu aku tak bisa menuliskan kisah ini, tanpa mu, do'aku belum sempurna jika belum kau amini. 

Pada akhirnya. ... Aku tahu kamu disana pasti merasakan apa yg aku tuliskan disini dan akan menjawab ..(iya).....

Peluklah do'aku jika kau ragu akan hatiku, peluklah kenangan serta rangkullah aku dalam mimpimu. Dengan senang hati kita sama-sama meng-Iyakan pertanyaan-pertanyaan tadi.



(((( I Y A . . . . . . ))))




Fikri Ibrahim
@co_beim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar