Sabtu, 21 Februari 2015

Kebohongan tak selamanya membuat tangis, hanya saja menyimpan satu ikatan dari seribu kata BAHAGIA.

Berawal dari jarak yang harus mempertemukan rindu menjadi temu. Jarak yang menjadi penghalang pelepas rindu, yang keingat cuman kamu. Rindu

Ada rindu yang tak baik di ucapkan, dan ada rindu yang sepontan terucap dari mulut yang masih malu mengatakannya. Jika kau berteman dengan jarak, kau pasti bertemu dengan kata rindu. Sama dengan aku yang merindukanmu hingga saat ini, Hingga dengan detik ini, dihari yang sama seperti kemarin.

Banyak yang bilang jarak adalah satu masalah dimana dalam hubungan itu sering di jumpai kebohongan, Kebohongan merindukanmu misal, kebohongan mencintai, dan kebohongan melupakanmu. Walau banyak yang bilang, bohong demi kejujuran itu lebih baik, tetap saja bohong itu menyimpan kenangan. Benar atau salah ini sama sekali gak ada kaitannya dengan keagamaan.

Sekarang aku harus berbohong demi merindukanmu, menyembunyikan segala rasa ingin bertemu, menyembunyikan segala ingatan-ingatan yang tak baik ku utarakan. Ini serasa, rinduku adalah hal yang harus aku jaga serapi-rapinya. Sebab, keberanianku masih kecil untuk berkata jujur, berkata aku ingin bertemu saja susah. Sampai-sampai mulut ini tertutup dengan sendirinya, tetapi hati ini memaksa untuk berteriak "Aku rindu kamu", Dalam batin. Tetap saja tidak bisa.



Ini bukanlah hal yang biasa dalam kenangan saat mengenalmu, ini sudah menjadi teman disaat keadaan seperti timur dan barat, seperti sabang dan merauke dan seperti kucing dan tikus saja. Yang merindukanmu dalam puing-puing perhatian, yang mengingatmu disetapak ingatan tentang kita. Dan, tetap saja aku berbohong demi kebaikan hati. Sampai-sampai mencintaimu pun membuatku lagi-lagi berbohong, membuatku seakan menjadi gila. Aku tak baik membiarkan keadaan ini semakin hari semakin memburuk.

Setelah ku pikir-pikir, ternyata kebohonganku menyimpan bahagia dari segala keresahan, dan setelah aku tahu kamu juga berbohong sama seperti yang aku lakukan. Aku lebih bahagia dari kebahagiaan apapun. Karana Kebohongan kali ini membuatku yakin, Ada kamu yang menungguku didepan sana dan ada aku yang menunggumu dari awal perjumpaan itu.

Aku percaya, dalam diammu menyimpan seribu bahagia, menyimpan seribu cerita, hanya saja moodnya belum ketemu. Tapi aku selalu yakin, hatimu pasti tak berani untuk mengatakannya dan menahannya sendirian, sama seperti aku. Jikalau kita saling bercerita, selalu tawa berteman dengan keadaan. Aku tertawa mendengar 'kau merindukanku sama seperti aku merindukanmu dan kau membohongiku sama sepertiku membohongimu' Walau itu dalam hati. Bisa dilihat dari tatapan yang terlihat jelas saat kau menebar senyum, bahwa kita saling membohongi untuk mengungkapkan bahwa kita saling merindu.

Kebohongan dalam merindukanmu bukan aku saja yang merasakan, dan aku tahu kau juga berbohong dengan itu. Kebohongan dalam mencintaimu bukan aku saja yang merasakan, kau juga sepertinya. Tapi kenapa kita saling berbohong? Aku merasa ingin tertawa bahagia. Dan kamu jawab kebohongan dibalik mencintaimu ada rasa yang pura-pura tak ingin tahu, sebenarnya aku sudah lebih tau dari yang kau duga.

Ternyata, kebohongan yang aku alami dan kamu alami tak selamanya membuat tangis, hanya saja menyimpan satu ikatan dari seribu kata bahagia. Kita tahu tapi berpura-pura tidak tahu, kita berbohong tapi demi kenyamanan hati bersama.

Dan ketika aku bertanya pada hati, Apakah ada rindu? Tiba-tiba hatiku tertawa, seakan rindu menggelitiku.


-Fikri Ibrahim (im)

1 komentar:

  1. Haha rindu siape? Saha kabogohan teh ka...*artinya cari di goegle yh* wkwkwj

    BalasHapus