Kamis, 27 Februari 2014

Kotaku berlumur Kabut

Hari menyapaku dengan kasar, kali ini aku tak tau mengapa dunia seakan di penuhi asap kabut yang tak habis-habisnya. ahh Gelap memang gelap. Asap merusak di sekujur pernapasan, merasuk ke relung yang rendah. kau tau kenapa kotaku dan kotamu Sama? Karena Tuhan itu maha adil, Dia tak membeda-bedakan mana yang baik dan jahat. Dosakah kita kepada Tuhan ? Bukan dosa kalau kita mengingatnya setiap hari. tapi bagi mereka yang sesukanya merusak ciptaan yang paling indah di muka bumi. Indahnya bukan kalau hijauan daun bisa sesubur yang dulu. Detik demi detik perputaran semakin kencang, banyak yang tak menduga kenapa ini meski terjadi lagi.

Dahulu kira-kira aku masih berumur 10 tahun, kotaku setiap paginya di lumuri dengan asap kabut yang segar. Aku tak pernah melewatkan ini, sungguh segar sapaan ini menyambutku di setiap paginya. Sendiri bersama bahkan sama siapa pun tetap saja Asap kabut ini segar. Tetapi asap kabut yang membuat segar ini namanya Embun bukan seperti yang sekarang.

Selasa, 25 Februari 2014

Mengartikan Hati dan darah yang menahan.

Aku mendekati sedalam mungkin apa yang sudah menjadi kepekaanku, perlahan tak sanggup tuk ku rangkul, tak lagi bisa ku raih. Kau tau kenapa aku mengucap kasar seperti itu ! Karena betapa lembutnya hatiku untuk mengucapkannya akan tetapi bibir ini mengeras dengan sendirinya. Huuh sedih di raut wajah yang penuh dengan kegundahan.

Beralih ke arah yang mengesankan untuk berbicara hati ke hati, tak ku sangka ini bisa mengubahnya menjadi pelajaran yang sulit jika aku sungguh mendalaminya. Betapa lemahnya hati para lelaki jika mengetahui kepekaan itu sudah merajalela di dada. Hancur berkeping, perasaan semakin menakut-nakuti, kacau yang berlebihan. Begitulah sepertinya jika seorang lelaki tau kalau dia bisa menjadi kepekaan yang berkembang. Aneh tidak !

Senin, 24 Februari 2014

Merangkai Senyum dalam buta

Hallo kicauan yang membuat sendu menjadi rindu, kita kembali tersenyum menyapa kelembutan ini, Haru keriangan di kelopak mata kita bersama. Aku turut senang dengan semua yang sedang berjalan, berkumpul, bercerita tentang keanehan dunia. Rasa malu bisa saja terjadi saat tatapan tentang hati mulai berirama. Sesuka hati melontarkan senyum tanpa alasannya.

Suara sambutan masih bisa dirasa, di jabah dengan tegas dan lama-kelamaan bisa saja berubah menjadi saksi dimana kalau diantara lemparan senyum bisa mengayunkan perasaan. Aku tak bisa berdusta, kau yang membuatnya senyuman itu menjadi satu lompatan dimana diantara satu senyuman memiliki beribu makna dan satu tujuan untuk di tahan di dada. Ada sesak, ada juga goyangan jantung yang membuat perasaan semakin dekat. Itu hati dari bilik senyuman.

Kamis, 06 Februari 2014

NINA BOBO

SEBUAH TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG. BULAN BULAT BERSINAR. NINA MEMASUKI PANGGUNG.

NINA (Menangis)       : Kejam! Benar-benar kejam! Huhuhu… katanya cinta tapi ternyata selama ini dia juga pacarin cewek lain. Kalau dulu dia pasti selalu ngerayu, honey, honey, i love you. Honey, honey, cintaku. Honey, honey, ku sun dulu. Merah bibirmu semerah geloraku padamu. Huhuhu… dasar playboy! Buaya! Sekali buaya, tetap buaya! Buaya yang pandai merayu, tapi setelah itu,  semuanya bullshit! Bullshit shit shit! Pembohong! Pembual! Aku dicelein, aku ditipu. Aku tertipuuuu! Huhuhu….


BAYU DENGAN STYLE ANAK BAND MEMASUKI PANGGUNG. MARAH-MARAH. MENENDANG SEBUAH KALENG MINUMAN


Rabu, 05 Februari 2014

Resah dari suara kapal terbang

Malam kelabu nan sedih datang menghampiriku, lalu berucap "Apa yang sedang terjadi dengan mood hari ini?" Raut wajah yang penuh dengan senyuman bisa berubah segalanya. Terpojok layuh di sudut kamar, meratap hendphone yang tiada daya untuk digunakan lagi. Melirik sekejap dengan tenang ada harapan dengan hari ini, tapi harapan itu tiba-tiba mengubahnya saat aku baru sadar terdengar suara jaringan yang merusakkan mood . wiiinnggggggggg hungggggg grgrgegegeegerrrrggkk.. Apa-apa saja yang membuat ini merubah menjadi kelabu.

Saat ku tatap harapan yang sudah usang dengan tanpa tutup di belakang hendphone. Sebenarya amarahku sudah tak terkendalikan, aku masih saja merenungi. kenapa dengan adanya komunikasi seperti ini masih saja bisa mengganggu kesenangan dan ketertawaan bersama. Ada yang aneh dibalik kesedihan itu.

Selasa, 04 Februari 2014

SUBUR DI HATI SUBUR DI MEDIA

Salam dari kedipan mata yang memandang kelam meminta untuk selalu kusapa dengan daya tak begitu kuat. Ada harapan, ada kenangan, ada pula perhatian yang mungkin bisa membawa sore ini kembali menyapaku. Aku melihat ke atas, apa yang selalu ku bayangkan di langit itu? Apa selalu meminta untuk ku lampiaskan ke tulisan ini? Sampai aku lelah memandanginya, takkan disuruhpun niat yang ku tekatkan harus dibenai dari pancaran yang memanjang dan melingkar di roda perputaran ini. 

Beralih dari udara yang panas dan gersang akan dedaunan ini seakan membuatku tak mengeluh. Walau banyak media yang sekarang tempat ajang dimana setiap kegiatan yang dialami selalu