Hari menyapaku dengan kasar, kali ini aku tak tau mengapa dunia seakan di penuhi asap kabut yang tak habis-habisnya. ahh Gelap memang gelap. Asap merusak di sekujur pernapasan, merasuk ke relung yang rendah. kau tau kenapa kotaku dan kotamu Sama? Karena Tuhan itu maha adil, Dia tak membeda-bedakan mana yang baik dan jahat. Dosakah kita kepada Tuhan ? Bukan dosa kalau kita mengingatnya setiap hari. tapi bagi mereka yang sesukanya merusak ciptaan yang paling indah di muka bumi. Indahnya bukan kalau hijauan daun bisa sesubur yang dulu. Detik demi detik perputaran semakin kencang, banyak yang tak menduga kenapa ini meski terjadi lagi.
Dahulu kira-kira aku masih berumur 10 tahun, kotaku setiap paginya di lumuri dengan asap kabut yang segar. Aku tak pernah melewatkan ini, sungguh segar sapaan ini menyambutku di setiap paginya. Sendiri bersama bahkan sama siapa pun tetap saja Asap kabut ini segar. Tetapi asap kabut yang membuat segar ini namanya Embun bukan seperti yang sekarang.