SEBUAH TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG. BULAN BULAT BERSINAR. NINA MEMASUKI PANGGUNG.
NINA (Menangis)
: Kejam! Benar-benar kejam! Huhuhu… katanya cinta tapi ternyata selama
ini dia juga pacarin cewek lain. Kalau dulu dia pasti selalu ngerayu,
honey, honey, i love you. Honey, honey, cintaku. Honey, honey, ku sun
dulu. Merah bibirmu semerah geloraku padamu. Huhuhu… dasar playboy!
Buaya! Sekali buaya, tetap buaya! Buaya yang pandai merayu, tapi setelah
itu, semuanya bullshit! Bullshit shit shit! Pembohong! Pembual! Aku
dicelein, aku ditipu. Aku tertipuuuu! Huhuhu….
BAYU DENGAN STYLE ANAK BAND MEMASUKI PANGGUNG. MARAH-MARAH. MENENDANG SEBUAH KALENG MINUMAN
BAYU : Dikira
sekolahan aja yang penting?? Musik itu nggak penting?? Dikira cuma
nilai raport yang penting? Ngeband itu gak penting?? Semuanya nggak
adil! Cuma untuk raport, angka, kelakuan baik, kerapihan? Dan musik
harus dinomor duakan? Nge band harus dikesampingkan?? Tapi nyatanya
mereka sibuk! Mamah papah sibuk. Sibuk buk buk! Nggak adil!
BAYU MENENDANG SEBUAH KALENG. NINA MENDELIK KARENA MERASA TERGANGGU
NINA : Berisik! Apa kira di situ yang punya taman?
BAYU MENENGOK KEARAH NINA SEBENTAR. SEBUAH KALENG DITENDANGNYA LAGI.
BAYU : Masa bodo! Kalau semuanya masa bodo, aku pun bisa masa bodo! Masa bodo!
NINA : Hei, Berisik! Nggak dengar ya??
BAYU : Cewek, apa pedulimu?
NINA : Ngomong
cewek lagi?? Hei, aku bisa perduli karena kamu menendang kaleng itu dan
kaleng itu menimbulkan bunyi bising yang membuat risih telingaku!!
Ngerti??
BAYU : Nggak.
NINA : Busyet! (Pause)
Hei
dengar ya? Aku sebenarnya tidak pernah perduli denganmu. Tapi aku bisa
perduli kalau kau mengganggu ketenanganku dengan menendang-nendang
kaleng seperti itu!
BAYU :Itu
musik. Aku hanya ingin musik. Aku mencari segala sesuatu yang
mengandung musik termasuk suara kaleng yang kutendang ini. Begini ini
MENENDANG SATU KALENG LAGI HINGGA MENIMBULKAN SUARA BISING. NINA MENUTUP TELINGA
NINA (Menjerit) : Berisiiiiik!!
BAYU : Sudah tau!!
NINA : Kalau
sudah tahu kenapa ditendang?? Kamu lebih baik pergi sana. Jangan
disini. Disini taman, tempat yang nyaman. Bukan berisik-berisik begitu!
Sakit di kepala, tau gak?
BAYU : Terserah, mau sakit dikepala kek, dikuping kek. Yang penting ada irama.
NINA : Irama, irama…! Suara kaleng gerompangan gitu nggak ada iramanya tau?? Nggak ada musiknya! Yang ada Musak!
BAYU : Musak?? Apa itu musak?
NINA : (Tersenyum Menyindir)Hmmhh! Musak, musik rusak!
BAYU : Jadi kalau musak musik rusak dan kalau musik musik berisik, begitu?
NINA : Baru seucret-ucret mengenal musik, sudah seperti komposer aja lagaknya. Sok tau…
BAYU : Siapa yang sok tau. Kamu yang sok tau. Segalanya memang selalu berkomposisi. Termasuk musik, cinta, dan gaya hidup.
NINA : Alahhhhhh, nggak usah berfilosof deh. Tadi kamu bilang cinta, apa pengetahuanmu tentang cinta?
BAYU : Segudang.
NINA : Hebat. Sebutkan salah satunya.
BAYU : Waktu aku ditinggal pacar.
NINA : Trus…?
BAYU : (Menunjuk Nina) Hehehe… berarti menarik kan??
NINA : Sudah jangan banyak mulut. Ayo teruskan…
BAYU : Yaa, waktu itu aku ditinggal pacar, dan aku begitu menderita.
NINA : Nangis?
BAYU : Yaa, nggak! Memangnya aku perempuan??
NINA : Ohh, jadi kalau cowok nggak bisa nangis dan kalau perempuan pasti bisa nangis, begitu?
BAYU : Nggak
seperti itu. Siapa yang punya mata pasti bisa menangis. Mengeluarkan
air mata. Seperti Kelinci yang akan dipotong. Dia menangis.
NINA : Dan rasanya seperti dipotong-potong, maksudmu?
BAYU : Begitulah…
NINA : Siapa yang lebih dulu mencari masalah, kamu atau pacarmu?
BAYU : Tidak ada yang bermasalah. Semuanya berjalan normal-normal saja.
NINA : Maksudmu?
BAYU : Semuanya
berjalan normal seperti kami saling mencintai dan ketika datang orang
ketiga yang memang layak dicintai. Dan kami berpisah. Tidak ada yang
salah.
NINA : Aneh,
ketika ada orang ketiga yang datang katamu tadi, dan orang ketiga itu
layak untuk dicintai? Dan setelah itu kalian berpisah…?
(Pause)
Berarti ada diantara kalian yang berselingkuh?
BAYU : Bukan berselingkuh, terlalu kasar itu. Mendapatkan cinta yang baru. Cinta yang lebih perfect.
NINA : Memang ada cinta yang perfect? Manusia aja tidak ada yang perfect kok?
BAYU : Betul itu. Manusia tidak ada yang perfect. Makanya ada orang ketiga. Siapa namamu?
NINA : Untuk apa tanya-tanya nama.
BAYU : Pelit amat sih. Mau tahu nama aja nggak boleh. Namaku Bayu. (Menyodorkan Tangan) Namamu…
NINA : (Mengibas Tangan)Sudahlah, ngak perlu kenalan. Lagipula apa sih arti sebuah nama?
BAYU : Wahhh, nama itu penting.makanya ada sejarah. His-tories!
NINA : Tapi saat ini kamu bukan histories, jadi nggak perlu kita tahu nama.
BAYU : Oke, sekarang aku memanggilmu Kebo. Karena saat ini pula aku memberimu nama Kebo. Setuju?
NINA : Ehhhh, kurang ajar. Memangnya aku binatang apa?
BAYU : Makanya nama itu kuanggap penting, dan sekarang sebutkan namamu (Menyodorkan Tangan) Aku Bayu, dan kamu…
NINA : Bodo!
BAYU : Ohhh, namamu bodo. Biar ku tambah H, jadinya bodoh… setuju?
NINA : Sekali lagi kau panggil aku dengan sebutan itu, kaleng-kaleng yang berserakan itu akan berbicara kepadamu…
BAYU :(Meloncat Girang) Yeahh,
aku suka itu. Kaleng-kaleng akan berbicara! Mereka akan mengeluarkan
bunyi, dan bunyi itu mempunyai irama. Fan-tas-tic. Musik terdengar.
Nada-nada terangkai dan terbentuk harmoni.
NINA : Kerompyang, kerompyang, kerompyang, hahahaha….
BAYU : Jangan tertawa! Aku serius.
NINA (Bangkit Berdiri Lalu Menendang-Nendang Kaleng Satu Persatu. Terdengar Suar Bising. Nina Tertawa-Tawa. Lama
Kelamaan Nina Menari. Dia Menendang-Nendang Kaleng Atau
Membentur-Benturkan Kaleng Ke Lantai Hingga Menimbulkan Suara Bising)
Hahahaha….. Hahahaha…. Hahahahaha…
BAYU : (Bergaya Dan Bernyanyi Ala Rocker)
Disaat ini kita satukan rasa
Membentuk lingkaran berpegang tangan
Jangan lepaskan aku
Jangan ikat diriku
Bawa jiwaku
Ke alam bebasmu
Yeahhhhhh!!!
Kuatkan rasa
Demi cintaaaa!
Beri kebebasan
Untuk dirikuuu!
Cintai aku
Hargai aku
Lihatlah aku
Peluk diriku
Yeahhhhhh!!!
NINA DAN BAYU TERTAWA-TAWA. MEREKA LALU BERPELUKAN. MEREKA SEPERTI MENDAPATKAN KEBEBASAN DIHATI YANG BISING
PANGGUNG GELAP
DIPANGGUNG TERLIHAT IBU NINA MENONTON TV. NINA DAN BAYU MASUK
MAMA NINA : (Membentak) Dari mana kamu malam begini baru pulang??
Kamu siapa?
NINA : Ini teman Nina, Mam.
MAMA NINA ; Mamah tanya dia bukan kamu. Kamu siapa?
BAYU : (Gugup)Saya Bayu, tante. Nama saya Bayu.
MAMA NINA : Malam-malam begini anak saya bersama kamu…?
NINA : Tad, tadi, Nina…
MAMA NINA : Mamah tanya dia bukan kamu. Malam-malam begini anak saya bersama kamu…?
BAYU : Betul Tante. Malam-malam begini anak tante bersama saya.
MAMA NINA : Nina naik masuk kamar.
NINA : Mam…
MAMA NINA : Masuk kamar!
NINA KELUAR PANGGUNG. SEBELUMNYA DIA MELAYANGKAN KISS BYE JARAK JAUH KEPADA BAYU. BAYU MEMBALAS. MAMA NINA MEMANDANG SINIS
MAMA NINA : Tolong
dengar, saya memang pengagum sinetron. Tapi saya tidak ingin
berteriak-teriak, memaki-maki kamu jika kamu datang lagi ke rumah ini.
Paham? Selamat malam…
BAYU : Paham, Tante. Selamat malam…
PANGGUNG GELAP
PANGGUNG
ADALAH TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK
KOSONG. BULAN BULAT BERSINAR. NINA MEMASUKI PANGGUNG. MENEKAN HP DAN
MENDEKATKAN KE TELINGA. TERDENGAR SUARA MAILBOX
SUARA MAILBOX
Nomor yang anda tuju segaja tidak aktif. Silahkan menghubungi beberapa saat lagi…
NINA : Bayu kok mailbox sih…
BERJALAN DIPINGGIR TAMAN. MEMANDANG SEKITAR DAN KADANG MEMANDANG BULAN YANG BERSINAR BULAT
NINA MEMENCET HP. MENGIRIM SMS. TAK LAMA TERDENGAR SUARA BIP SMS 3 KALI. NINA MENGECEK LAPORAN
NINA : Masih nggak aktip. Kemana sih dia…
NINA
DUDUK TERPEKUR SAMBIL MENOPANG TANGAN DI DAGU. BEBERAPA ORANG
BERPACARAN LEWAT. MEREKA DUDUK DEKAT NINA. NINA TERLIHAT RISIH. DIA
BERDIRI DAN PERGI
DIPANGGUNG AYAH DAN IBU BAYU TERLIHAT BERTENGKAR
PAPAH BAYU : Kamu
yang seharusnya mikir. Aku yang cari uang kamu diam dirumah! Dari zaman
dulu hal itu sudah wajar. Bapak ke kantor dan ibu memasak. Dan itu
sudah masuk kurikulum anak SD! Tidak bisa lagi diutak-atik!
MAMAH BAYU : Enak aja. Memangnya kamu aja yang pantas cari uang.
(Menepuk Dada)
Nih,
aku juga mampu. Aku punya izasah, aku punya kenalan, aku punya otak,
aku bisa cari kerja. Bahkan aku yakin bisa cari kerja dengan gaji yang
lebih besar dari gajimu sekarang!
PAPAH BAYU : Itulah
egoismu, kamu ikut-ikutan cari uang samapi-sampai urusan rumah
terbengkalai. Lihat si Koko sekarang dia masuk panti rehabilitasi. Lihat
si Lilo, baru semester 4 sudah hamili anak orang. Dan aku yakin hal
yang buruk juga akan terjadi dengan Bayu, anak bungsu kita. Dan semua
itu gara-gara kamu. Karena kamu sok jadi wanita karier!!
MAMAH BAYU : Eh,
eh, malah bawa anak-anak segala?? Apa selama ini kamu selalu perhatikan
anak-anak? Berangkat pagi pulang malam, berangkat pagi pulang malam.
Meeting dikantor, di hotel anu sampai-sampai kamu meeting sama
sekrestrismu yang bahenol itu? Kamu telantarkan aku dan anak-anak, ingat
itu? Ingat??
PAPAH BAYU : Waktu itu
aku terlalu stress dengan segala masalah. Belum lagi kerjaan kantor,
masalah anak-anak, saudara-saudaramu yang selalu merongrong minta ini
minta anu. Dan kamu tidak pernah memperhatikan itu. Kamu selalu
menganggap aku kuat, aku bisa, aku mampu!!
BAYU DATANG
BAYU : Ada apa pap, mam? Teriak-teriak sampai kedengeran ke kamar Bayu. Berantem lagi?
MAMAH BAYU : Hushhh! Diam kamu. Sana masuk ke kamar!
BAYU : Kenyataannya kan begitu Mam, Pap? Bayu dengar kok semuanya.
MAMAH BAYU : Hehh, mamah bilang diam, malah nyambung terus. Ini bukan urusan anak-anak. Ayo sana masuk kamar. Belajar!!
BAYU : Belajar? Bayu sudah bosan belajar, mam.
MAMAH BAYU : Ya ampunnn, malah disambungin terus. Ini bukan urusan anak-anak. Ayo sana masuk kamar!!
BAYU : Justru karena bukan urusan anak-anak Bayu bertanya, Mam. Betul kan Pap?
MAMAH DAN PAPAH BAYU (Diam kamu!! )
BAYU
Berarti betul kan kalau Bayu bukan anak-anak. Buktinya Bayu ngomong disuruh diam.
PAPAH BAYU
Itu, itu hasil didikan kamu!
MAMAH BAYU
Sembarangan nuduh! Karena kenapa anak bisa begitu, ya karena kamu nggak pernah kasih perhatian.
PAPAH BAYU
Hebat
sekali kamu bicara. Perhatian, perhatian… kamu seharusnya memberikan
perhatian yang lebih besar. Itu karena kamu perempuan. Seorang ibu!!
MAMAH BAYU
Lah, jadi sebagai ayah, apa tugasmu lepas dari perhatian? Jangan lari dari tanggung jawab kamu!
BAYU : (Berteriak Sambil Mengangkat Kedua Tangan Seperti Pak Polisi)
Stop! Stop! Semuanya stop berbicara.
(Pause)
Saya
sangat kecewa. Saya sangat kecewa. Sungguh-sungguh saya kecewa. Dan
kekecewaan itu, tidak bisa saya lukiskan dengan kata-kata…
Papahku Mamahku… aku tidak bisa bicara…
BAYU KELUAR
PANGGUNG GELAP. TAPI MASIH TERDENGAR SUARA PERTENGKARAN PAPAH DAN MAMAH BAYU
PANGGUNG
TERANG. DIKIRI BAYU SEDANG DUDUK SANTAI DI SOFA. DISEBELAH KANAN NINA
SEDANG TENGKURAP DI RANJANG. KEDUANYA BERBICARA MELALAUI TELEPON
BAYU : Maafkan aku. Aku tidak bisa jam tujuh tadi ke taman. Kamu pasti marah…
NINA : Jelas marah dong! Memangnya kenapa kamu nggak datang?
BAYU : Mau tau?
NINA : Pasti dong.
BAYU : Dengar baik-baik
SUARA MAMAH DAN PAPAH BAYU TERDENGAR LAGI
Sudah jelaskan…? Itu alasannya.
NINA : Mereka berkelahi lagi? Seberapa sering mereka berkelahi?
BAYU : Tergantung keinginan. Bisa pagi, bisa malam, bisa subuh, nggak pernah tentu…
NINA : Bising…?
BAYU : Jelas bising. Aku mau ketenangan seperti ketenangan yang aku rasakan di taman.
NINA : Kita pergi ke taman sekarang, mau?
BAYU : Tapi
sudah malam. Dan penggemar sinetron pasti akan berteriak-teriak
memaki-maki namaku karena anaknya pergi malam-malam denganku.
NINA : Bukan cuma penggemar sinetron, mungkin berbakat menjadi pemain film. Mau dengar?
TERDENGAR SUARA-SUARA ORANG TERTAWA
BAYU : Sudah kudengar.
NINA : Mereka
sedang bermain kartu. Yang laki-laki dan perempuan. Kadang jumlah
mereka tidak tentu. Yang perempuan bisa berjumlah 2 sampai 4 orang dan
yang laki-laki juga demikian. Dan setelah itu mereka akan tidur bersama
seperti orang gila.
BAYU : Kenapa mamahmu tidak menikah saja?
NINA : Mamah
bilang sulit mencari pengganti seperti papahku. Papahku laki-laki yang
gagah dan lemah lembut. Meski sekarang tak pernah kunjung pulang.
BAYU : Kamu rindu…?
NINA : Rinduuu
sekali. Sampai-sampai kubawa ke alam mimpi. Waktu aku bertemu aku sudah
melambai-kan tangan, tapi sayang, papahku tidak mendengar. Dia sepert
pergi bersama kabut putih dan menghilang.
(Pause)
Mau pergi ke taman sekarang…?
BAYU : Jangan sekarang. besok malam saja. Sekarang lebih baik kita tidur…
NINA : Nyanyikan aku satu lagu dulu. Plz…
BAYU :Oke.
(Bernyanyi)
Nina bobo
O, Nina bobo
Kalau kamu bobo
Papahmu datang
Bobo sayang
Lupakan yang hitam
Biarkan hatimu
Ditemani malam
DIPANGGUNG KEDUANYA MENUTUP TELEPON. MENATAP LANGIT-LANGIT HINGGA LAMA-KELAMAAN LAMPU PANGGUNG PUN PADAM
SEBUAH
TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG.
BULAN BULAT BERSINAR. PAPAH BAYU DAN MAMAH NINA DUDUK BERDUA
MAMAH NINA
Jadi
sekarang bagaimana? Yang jelas anakku dan anakmu berpacaran. Aku sudah
pernah melarang, tapi kelihatannya mereka memang sudah benar-benar
saling cinta.
PAPAH BAYU : Aku juga bingung. Ingin sebenarnya aku menikahimu, tapi, ahhh…
MAMAH NINA : Karena istrimu itu? Itu yang membuat kamu berat untuk menikahiku?
PAPAH BAYU : Termasuk hubungan Bayu dan Nina.
MAMAH NINA : Kalau
mereka tahu kita akan menikah, toh mereka akan mengerti sendiri. Tapi
yang jelas aku minta kejelasan darimu, apakah kamu benar-benar mau
menikahiku atau tidak?
PAPAH BAYU : Tentu, aku akan menikahimu. Tapi tidak semudah itu. Semuanya harus dengan penyelesaian yang baik.
MAMAH NINA : Sudah hampir 10 tahun aku hidup menjanda. Kau tahu kan bagaimana rasanya? Aku kesepian, Mas. Kesepian…
PAPAH BAYU : Aku
juga kesepian. Kesepian terus hidup begini. Hidup penuh dosa. Dimana
setiap hari aku terpaksa berbohong kepada istri dan anak-anakku.
MAMAH NINA : Aku memang perempuan kotor, Mas. Tapi cintaku padamu cinta yang suci.
PAPAH BAYU : Jangan
lihat status kita, sayang. Tapi lihat cinta kita. Cinta kita ini cinta
yang tulus dan suci. Dan dalam kamus cintaku, kau adalah wanita
terhormat yang pernah aku temui.
MAMAH NINA : Dimuka bumi ini, Mas?
PAPAH BAYU : Sampai ke akhirat!
MAMAH NINA : Tapi seandainya anak kita lebih duluan bagaimana, Mas?
PAPAH BAYU : Maksudmu?
MAMAH NINA : Permisalkan saja anakku hamil karena perbuatan anakmu.
PAPAH BAYU
Itu yang bahaya!
MAMAH NINA : Musti dicegah itu, Mas.
PAPAH BAYU : Dicegah? Kamu kira demam berdarah??
MAMAH NINA : Ya
terang dicegah dong? Kalau pada suatu saat nanti kamu sudah cerai
dengan istrimu dan kita langsung merencanakan pernikahan, tapi tiba-tiba
saja kita mendengar kalau anakku hamil karena perbuatan anakmu, kan itu
kacau, Mas?
PAPAH BAYU : Bener juga kamu. Semakin hari kamu semakin pintar dan juga cantik, sayangku…
MAMAH NINA : Ahh, mas bisa aja…
PAPAH BAYU : Bener! Tanya aja penonton hehehe…
CAHAYA
PADA PAPAH BAYU DAN MAMAH NINA GELAP. LAMPU MENYOROT KEARAH NINA DAN
BAYU YANG NAMPAK EMPERHATIKAN KEDUA ORANG TUANYA. NINA DAN BAYU KEMUDIAN
PERGI
PANGGUNG GELAP DIPANGGUNG NAMPAK SEBUAH RANJANG. NINA DAN BAYU MASUK
NINA : Kamu yang menentukan sekarang.
BAYU : Disini?
NINA : Iya, dimana lagi?
NINA LANGSUNG NAIK KE ATAS RANJANG. HENDAK MEMBUKA BAJU
BAYU : Stop! Stop!
NINA : (Tidak Jadi Membuka Baju)Kenapa?
BAYU MENGHAMPIRI NINA
BAYU : Terlalu
cepat. Kita terlalu cepat mengambil keputusan. Seandainya rencana
mereka tidak terwujud, toh kita akhirnya tetap jodoh. Aku rasa kita
terlalu cepat mengambil keputusan seperti ini. Diranjang ini.
NINA (Terisak) : Dan itu berarti kamu akan meninggalkan aku?
BAYU :Belum tentu. Kita lihat nanti apa yang terjadi.
NINA TENGKURAP DIATAS RANJANG. MENANGIS. BAYU MENDEKAT DAN MEMBUJUK
BAYU : Sudahlah,
beban hidup memang terkadang terasa berat untuk kita tanggung. Tapi aku
merasa, semakin hari aku semakin bertambah tua. Mungkin bukan karena
umur, tapi karena persoalan. Maafkan aku, aku tidak bisa menjanjikan
hubungan kita untuk sekarang…
NINA : Tapi kamu masih mencintaiku kan…?
BAYU : Setulus hati…
NINA : Betul?
BAYU : Betul.
NINA : Tapi aku mau tahu pendapatmu, mana yang kamu pilih, orang tua kita yang jodoh atau kita yang jodoh?
BAYU : Sulit untuk ku jawab sekarang ini. Tapi asal kau tahu, aku sangat mencintaimu.
NINA : Aku begitu lemah sekarang.
BAYU : Tidurlah…
NINA : Nyanyikan aku satu lagu dulu. Plz…
BAYU :Oke.
(Bernyanyi)
Nina bobo
O, Nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
Bobo sayang
Adikku yang manis
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
TAMAT
-- Fikri Ibrahim Hrp (created in facebook )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar