Pejalan kaki, langkah yang dilangkahkan kini berbeda dari biasanya. Heran sekejap, pikiran tak karuan. Panas terik matahari terus menancapkan sinarnya ke tubuh ini. Raga yang penuh dengan kesabaran harus bertarung dengan Emosi, dengan drama hari-hari yang dilampaui.
Menyapa lembut. "Mau beli pak? Mau beli nak? Sambil tersenyum melengkung. :) " kadang si pembeli hanya ingin tau saja apa yang di dagangkan, tak sekedar melihat, adapula yang menghiraukan.
Bener-bener menguji kesabaranku. BatinNenek tua yang masih berjalan sperti "Anak muda"
Apapun yang terjadi hari ini, esok atau kemaren itu sama saja dengan yang kurasakan hari ini. masih selalu bersyukur . Walau usia ku sudah tidak lama lagi, tanpa kata menyerah dengan jiwa Pemuda berkobar.
Aku harus mencukupi semangkok nasi dengan usaha yang ku dagangkan. Aku hanya berdagang apa yang bisa ku jajakan,. Semacam keripik yang pernah dititipin bahkan diajarin Almarhum Ibu Saya. Walau tak banyak yang tau, Aku sama sekali tak menghiraukannya. Ocehan Nenek dalam hati yang penuh dengan usaha.
Tak lama, ada pemuda yang menghampiri. kayaknya dia tau apa yang sebenarnya dirasakanNenek itu.
Nek, Berapa harga 1 ikat, dengan semangat nenek menjawab Rp.500 nak. tanpa pikir panjang aak muda itu berkata " Dagangannya saya beli semua ya nek ". dengan gemetaran ucap bibir berkata. "i i yaa anak muda.
Senyum yang tadi di penuhi keringat kini berubah menjadi senyum yang menghilangkan dahaga. berapa semuanya Nek? Rp.10.000 nak. karna dagangannya cuman 20 ikat satu hari. Tangannya gemetaran mengambil pembelian si anak muda itu.
Terima kasih anak muda. Air mata bercucuran dengan mengucap rasa syukur "Alhamdulillah ya Allah " Ucap si Nenek.
Oh iya, sambil basa basi si pemuda menanyakan. ini uangnya buat apa Nek? dengan rasa yang haru, Nenek hanya menjawab . Buat beli makan hari ini nak muda . Nenek sudah tidak banyak bicara lagi. karna sehari-harinya iya hanya mendagangkan paling sedikit setengah dari yang di dagangkan. Alangkah Harunya perasaan hari ini.
Beruntungnya aku bisa memberikan sedikit hasil keringatku kepada Nenek ini "pemuda itu membatin"
Trus Nenek mau kemana ? mau kemana aja nak. emang gak punya tempat tinggal? Nenek tak mau banyak bicara, dia pergi dengan rasa haru dan air mata yang bercucuran. karna dagangannya hari ini laku semua.
Rasa syukur benar-benar dinikmatinya.
Rasa syukur benar-benar dinikmatinya.
Kini si Pemuda yang membeli dagangan, mendatangi anak-anak jalanan yang kelihatannya dari tadi menahan rasa lapar dan haus. dari kejauhan sudah terlihat anak-anak jalanan yang duduk di trotoar pejalan kaki lima. Karna kebiasaan memberikan apa yang ia lihat lesuh, sepertinya membutuhkan .sudah kewajiban ia. karna merasa iba yang menahan didada. ia mendekatinya .
Anak Jalanan itu dengan lahap menikmatin keripik yang di buat si nenek itu .
Senja sudah menampakan kecerahan yang berwarna oranye merona. Semua , nenek kembali ke tempat dia beristirahat, anak jalanan yang biasanya tinggal di atas koran dan karton di bawah lereng jembatan. Dan anak muda kembali kerumahnya. :)
Senja sudah menampakan kecerahan yang berwarna oranye merona. Semua , nenek kembali ke tempat dia beristirahat, anak jalanan yang biasanya tinggal di atas koran dan karton di bawah lereng jembatan. Dan anak muda kembali kerumahnya. :)
By : Fikri Ibrahim Hrp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar