Minggu, Pekan
ini memang menyenangkan. Senang yang bercumbu dengan kegembiraan lalu sedih
sudah menjauh dari ingatan. Tanpa kenal lelah, terik cahaya yang menyengat di
kulit tak peduli seberapa panas lagi. Kali ini memang harus beruntut,
bernostalgia . iya “Aku dan kamu”
Sepeda Motor
yang sudah menjemput ku kini ku nyalakan dengan girang tak karuan. Tanpa pikir
yang lain-lain tujuan kita sudah di planning sejak 2 pekan yang lalu . Saat
Banyak yang bercerita jikalau tempat yang segera kita kunjungi itu mengasyikkan
. Lucunya masih saja bertanya.
“Hendak kemana kita? “ sudah ikutin saja kemana jalan sepeda motor ini berpacu . Tapi kan panas. Sudah ikutin saja. Tanpa banyak beban yang dipikirkan. Iya deh, Jalanin saja, aku percaya sama kamu. Kemana pun kita akan berpacu Aku sudah tau gimana kamu koq “Sontak dalam hati .
“Hendak kemana kita? “ sudah ikutin saja kemana jalan sepeda motor ini berpacu . Tapi kan panas. Sudah ikutin saja. Tanpa banyak beban yang dipikirkan. Iya deh, Jalanin saja, aku percaya sama kamu. Kemana pun kita akan berpacu Aku sudah tau gimana kamu koq “Sontak dalam hati .
Sambil
basa basi, hal yang paling konyol itu di tanya lagi untuk yang kedua kalinya. “Apa
kamu sudah makan tadi ?” sudah. Kapan? Yah tadi sebelum berangkat . oh iyaa ya.
Padahal tadi aku udah bilang loh sama kamu. Heehe “ketawa’ yang berlebihan
keluar apa adanya . Cuman Basa basi doang koq. Iya iya, tau .
Ehh, Ngomong-ngomong Tadi kamu
uda pamitan belum? Jangan bilang kamu gak pamitan. Aku gak suka kalo keluar gak
pamitan gitu. Iyaa, udahnya “Dengan suara lembut yang meyakinkan batin.
beneren kan? Jangan nanti kita di cari-cari sama Ayah sama Ibu kamu. Iya. Udahnya sambil menjawab dengan senyuman yang penuh dengan kelembutan selembut rayuan ayah kepada ibu.
beneren kan? Jangan nanti kita di cari-cari sama Ayah sama Ibu kamu. Iya. Udahnya sambil menjawab dengan senyuman yang penuh dengan kelembutan selembut rayuan ayah kepada ibu.
Laju
Kereta yang santai, menikmati hembusan pelan demi pelan yang membuat sejuk di
hilir. Hari ini Panas ya. Iya, aku tau ini panas tapi gak peduli mau panas mau
dingin . Yang ada di benakku hanya menikmati jalanan yang melewati pohon demi
pohon yang sejuk ini. Walau cuaca panas,
ingat kalau kita berjalan dengan lambat dan menikmatinya pasti sejuk. Iya sesejuk
saat aku di dekat kamu.
Hemmmmm . “Dia hanya memberi segelintir senyuman yang manja . Gombal aja pandenya ya. Gak ahh. Kan aku bukan satu atau dua kali mengucapkan ini. Bahkan saat kita lagi berkomunikasi lewat telpon genggam juga sering. Iya juga sih .
Hemmmmm . “Dia hanya memberi segelintir senyuman yang manja . Gombal aja pandenya ya. Gak ahh. Kan aku bukan satu atau dua kali mengucapkan ini. Bahkan saat kita lagi berkomunikasi lewat telpon genggam juga sering. Iya juga sih .
Seperempat
jam kemudian, hampir sampai ke tujuan yang mau di kunjungi. Ntar kalau kita
kesana gak ad buahnya gak apa-apa kan. Iya gak papa yang penting kita sudah
bisa dan pernah ke tempat yang jauh dari penduduk kota itu.
Udara Sejuk semakin di nikmatin
dengan penciuman manja. Aku membayangkan bisa memetiknya lalu ku dokumentasikan
ke kamera yang sudah ku genggam ini. Lihat tuh banyak ya yang bertanam di
daerah sesejuk ini. Pasti seru metiknya, enak aja metik-metik gitu. Ada kepuasan
tersendiri lalu di hidangi tanaman yang hijau menggelimang . iya aku juga,
seneng banget neglihat hijau-hijau begini. Sama seperti kebun di tempat tante
ku. Wahhh Senenglah pokoknya
Sambil menebarkan senyum kemana-mana sampai ngelirik aku dengan lembut .
Sewaktu
di perjalanan yang kurang bagus, bebatuan , kerikil-krikil kecil ada beberapa
anak kecil masih berumuran 10 sampai 13 tahunan lah. “Bang, Mintak sumbangan
nya dong mau beli bakwan ntah goregan . Mana bo bang. Sambil ngejulurin kardus
indomie bekas. Tanpa segan, Na boo deg. Siapa yang tidak kegirangan kalo mereka
sekecil ini di kasih uang yang tak seberapa besar nominalnya. Dari jauh mereka
teriak. Makasih dah Abang ganteng dan kakak cantik. “Tertawa lalu senyum kami
berdua dia tas kereta :)
Yaa,
kita sudah sampai . . . bentar di parkirin dulu sepeda motornya ya. Langsung masuk
aja. Terdengar dari suara di depan gerbang taman. Gak asing lagi, itu suara
uwak yang membesarkan Tanaman-tanaman nya yang sudah pernah jumpa dengan Bapak
Nomor 1 di indonesia “Susilo Bambang Yudoyono” . iya , uwak itu pernah meng di
pestival menanam tumbuhan dengan teratur dan hasilnya memuaskan si penyimak. iyaa wak. Sahut kami berdua secara bersamaan.
Mau ngapain? Mau fhoto-fhoto atau mau metik, mau maen-maen aja. “Uwak itu pun menanyakan kepastian . Mau semuanya wak. Hehehe. Dengan becandaan yang membuat akrab . Oh iya kemaren uwak bilang hari kamis datangnya. Manala ? iya. Itu lihat aja di taman yang sebelah kiri.
Cantiknyaa, Merah merona, Putih mendekap di merah itu. Aroma Buah yang membuat ciri khas nya bisa ketebak . Itu Strawberi . Ambil saja, jangan sungkan-sungkan . Petik dengan lembut ya nak. Biar rasanya lebih lembut. “Saut uwak dari luar taman .
Mau ngapain? Mau fhoto-fhoto atau mau metik, mau maen-maen aja. “Uwak itu pun menanyakan kepastian . Mau semuanya wak. Hehehe. Dengan becandaan yang membuat akrab . Oh iya kemaren uwak bilang hari kamis datangnya. Manala ? iya. Itu lihat aja di taman yang sebelah kiri.
Cantiknyaa, Merah merona, Putih mendekap di merah itu. Aroma Buah yang membuat ciri khas nya bisa ketebak . Itu Strawberi . Ambil saja, jangan sungkan-sungkan . Petik dengan lembut ya nak. Biar rasanya lebih lembut. “Saut uwak dari luar taman .
Sumpah,
keren banget ni tempat. Baru kali ini ngelihat taman Strawberi seluas dan
secantik ini. Iya dong. Sama kayak kamu kan cantiknya. Hehehe “Ahh kamu ini,
dimana-mana masih saja bisa ngerayu. Buah yang sudah jatuh ketanah itu sudah
gak bagus lagi, karena sudah sempat melekat di dasar tanah. Jadi bisa busuk. Oh
gitu ya. Iya .
Langit memang paling bersahabat
saat kita berdua sedang dilanda kesamaan yang benar-benar senang ini bisa kita
rasakan berdua. Aku gak nyangka sesenang ini, selepas ini . Makasih yah sudah
ngajak aku kesini. J
Dalam hati terucap, harusnya aku yang berterima kasih, kalau tanpa kamu
Strawberi-strawberi ini akan pahit rasanya. Tak semanis dan tak semasam khas
buah itu. Sambil menepuk pundaknya, hayoo ngapain ngelamun ? mikirin apaan, e’ehhh
. gak mikirin apa-apa koq. Ohh iya, sama-sama . aku juga senang bisa di tempat
ini bersama kamu
Senyum manja pun sama-sama di keluarin sambil mengusap rambut hitam yang indah
.
Berapa
menit saja pergi dengan seiring hembusan angin yang merdu. Menyapa semua
tanaman dengan manja. Membuat dedaunan bersepoi-sepoi. Bagus ya cuacanya, kamu
gak mau berfhoto. Aku bawa’ kamera ni. Bolehh . Dengan berfose yang sudah apa
adanya yang penting eksis. Gak peduli orang melihat . Memuji lagi “Kamu koq
cantik gitu sih, gak cantik amat sih tapi kamu punya karisma. Punya daya tarik
ayng belum tentu semua wanita memilikinya . Wah berarti kamu sudah termasuk
diantara 7 bidadari yang turun dari angkasa itu
Sambil menyenggol . Udah dehh jangan buat aku kegirangan gini. “Malu
berkesinambungan.
Sudah
Mulai gelap, Senja juga sudah turun tuh. Balik yok . Perjalanan kita masih
panjang. Berjalan berpegangan, sambil mendekati uwak. Wak kami pulang dulu ,
kapan-kapan kesini lagi. Ini buat uwak. Hanya membalas senyuman dan ucapan
terima kasih. Kalian cocok yah, kakak adeg ? Bukan, kenapa emang wak ? Ada
mirip-miripnya. Ahaaha. Ketawa’ berdua sampek gak di peduliin lagi orang
melihat. Uwak ini ada-ada aja .yauda, kami balek dulu ya wak. Iya nak. Kapan-kapan kesini lagi yaa. Dengan senang
hati batin membalas
Sepeda
motor matic punya Wanita idaman di hidupin, starter dibunyi kan. Tarik gas
dengan manja. Kita langsung pulang atau mau makan dulu ? terserah kamu aja sih.
Kemana pun kita, aku selalu ngikut di belakang . okee, pegangan yaa.
Pelukan di lontarkan pelan-pelan
di perut yang penuh buncit. Ihh sudah banyak lemaknya. “Ngejek si perut yang
sudah berlempit-lempit 4 bait. Yee ngomongin orng, kayak kamu gak buncit aja. Ketawa’
berdua bersamaan . Dagu di hempaskan ke pundak kiri dengan lembut, sambil
menikmati angin yang sejuk itu. Membiarkan Udara ini menikmati kesenangan .
Tangan kiri di genggam dengan
erat, terucap “Kita itu bener-bener sudah sama-sama takut ya. Aku takud
kehilangan kamu, kamu takud kehilangan kenangan kita yang sudah berlalu. Tapi
aku gak bisa bedain ini rasa sayang pacar atau sahabat. Hati memang gak bisa
bohong aku tetap sayang, sesayang lebih dari teman.” Iya, aku juga mengerti. Tapi
aku gak tau mau gimana. Aku gak mau kita putus, lalu kita cuek-cuekan. Gak enak
banget. Aku kangen diperhatiin sama cerewetan kamu. “Sapa ku dengan tegas . I
Love you . di balas I love you too . Senang berbinar-binar terlihat jelas saat hati berkata jujur apa adanya .
Makasih ya sudah bisa seperti
abang aku sendiri, makasih juga udah selalu ngingetin kalo aku lupa . udah ,
itu kan sudah tak jauh lagi dari kebiasaanku sehari-hari . Kecup pipih dengan
manja sambil menutup mata .
Malam pun sudah semakin muncul,
aku sudah kembali ke rumah dan dia juga sudah kembali. Lihat hape, ketik pesan
singkat. Udah nyampek rumah belum? Sending . . . Udah kok
bang. Syukurlah yaelah , Padahal tadi udah lama loh ketemu, sudah lama bareng masih saja bisa
smsn. Pantang gak ad kabar 1 menit. Hehehe Balesan yang lagi seneng-senengnya .
Aku sayang banget sama kamu :*
Cium Jelek . hehe “Aku juga sayang kamu, Cium hidung mancung”
Sama-sama merebahkan badan ke
tempat tidur . Masih saja teringat jelas kesenangan hari ini. Senang yang tak
pernah di rasain , seneng yang bisa buat dahaga rindu menjadi lengkap. Saling
ngingatkan “Jangan lupa sholat, ngaji lagi” udah adzan tuh. Yo’ii. Sholat yok jangan lupa do’ain
masa depan kita yah hehehee . See you .
By : Fikri Ibrahim Hrp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar