Kamis, 19 Desember 2013

Cerita Sahabat Sama Dengan Pacar

       Sore, tidak begitu sore kali. Suara Kendaraan Lalu lalang kesana kemari . Asap yang menaburi jalanan, tak peduli untuk menunggu di tepi jalan yang ada trotoar itu. " Duduk menepi,  sepuluh menit kemudian berdiri . Lihat jam Masih Pukul 16.15 Wib . Pesan singkat di ketik, Sudah dimana ? Lalu di hapus lagi. Aku terdiam sejenak.
       
       Langit tampak agak mendung , rada kabut di awan yang diatas.  Kini tangan harus mengeluarkan yang sudah dipendam. Kamu sudah dimana ? Sending ..... "Pesan Singkat" .
Aku sudah di jalan.
oke, Aku tunggu di tempat biasa kita jumpa ya.
     
Sepuluh menit Sudah lewat, Tak ada lagi balesan dan belum muncul yang di tunggu . Masih sabar . Kendaraan pun sudah semakin sepih. Apa ini pertanda hari semakin Larut . Aura menatap Langit yang tadi berwaran biru cerah sudah berganti dengan datangnya Awan oranye di langit . 
Masih berpikir, Kamu masih dimana sih "Batin terus menguatkan, mudah-mudahan gak kenapa-kenapa"
Selalu sabar nungguinnya, berulang kali telpon genggam ku tatap.  Gelisah bercampur was-was mendekati. Mudah-mudahan yang kupikirkan tidak seperti kenyataannya.  
Berulang kali lagi terus di panggil lewat telpon genggam. "nomor yang anda tuju sedang di alihkan" Masih berpikir Positif dan menguatkan .  Mudah-mudahan Itu tak terjadi. Muka kusam masih bisa tersenyum walau kenyataannya harus menunggu yang belum datang-datang juga.

     Telpon Genggam bergetar, 1 Pesan masuk muncul . Maaf Aku gak bisa keluar buat nepatin janji yang sudah kita rencanakan . Hening Sekejap. Suara yang lalu lalang semakin sepih. Pikiran sudah berkecambuk, Lesuh di kusam pipih. hanya bisa membalas " Iya, gak apa-apa koq " . Kekecawaan lah yang ku hasilkan hari ini. Tak mau bertanya kenapa dan kenapa tidak bisa keluar . 

     Hari sudah nunjukin Pukul 17.56 Wib. 1 jam lebih sudah aku duduk di trotoar yang harus menahan Debu kendaraan. Kembali lah ke rumahmu "terdengar dari suara seorang kakek tua" Sepertinya dari tadi dia memperhatikan ku dari jarak 5meter didepan pintu rumahnya . Aku merudukkan kepala ke lantai jalan.
Aku memang sudah tak bisa menjadi yang lebih spesial dari semuanya. "Khayal berucap" . 

     Sesampai dirumah, Kurebahkan seluruh anggota tubuh yang merasa kekecawaan kuat. Mengunci pintu serapat-rapatnya . Memainkan Telpon Genggam dengan memutar-mutarkannya . 
5Menit kemudian, Telpon Genggam terjatuh ke lantai karna ada getaran dari Suara Pesan masuk. 
Maafin aku ya, Kecewa mungkin yang kamu dapatin. Keegoisanku membengkak. Tak tau harus berucap dengan keras. hanya menyampaikan Lewat Pesan yang ku tulis ini. 
"Kalau aku gak ada, Kamu Harus bisa tanpa aku. Kamu Harus kuat. 
Kalau gak ada kisah kita lagi, Mungkin kenanganlah yang bisa kamu tuliskan.
Air mata Dengan sendirinya mengalah dengan Kepasrahan yang sudah terbengkalai . Bercucur dengan kasar, deras. Tak tertahan lagi.
Jangan Ucapkan Gitu ! aku belum siap menghapuskan kisah-kisah kita .
Daripada Aku harus melihatmu tersenyum saat aku mengajakmu keluar dengan menjanjikan yang belum bisa ku buktikan .
Sudahlah, Sudahi Air mata pilu di pipih manismu . Kamu Cantik banget hari ini, Walau kita belum sempat ketemu . Aku sudah merasakan 1 Hal yang membanggakan. "Kamu Wanita Hebat yang bisa menunggu Berjam-jam dengan ingatan yang sudah ku janjikan .
Kita Sahabat kan :) Terlukis senyuman terindah yang paling indah dari biasanya.
Walau kita pacaran sudah lama, Aku gak mau ngeluarin Sesak yang sudah ku pendam dihari-hari kenangan kita. Aku sayang kamu .  Kamu Harus kuat. Ingat , lelaki Tak bagus menangis . Aku tak peduli, Jika menangis itu membuat kenangan kita Lulus dengan Cerita suka duka, Senang gembira lalu sedih .
Aku rela mengeluarkannya. Tapi kamu jangan pergi. Aku gak punya pacar yang bisa dibilang Sahabat.
Maaf, aku gak mau membalas kenangan kita, Aku harus Pergi .

      Semenit Setelah Adzan Maghrib . Hembusan terakhir sudah di lepaskan.
Selesai Sholat, Aku mengulurkan tanganku dan meminta, Jika memang kami harus berpisah dijalan Allah. aku rela, Aku sudah bangga dan bahagia ketemu Wanita yang bisa jadi Pacar, Jadi Sahabat . Semuanya :)
Abang dia nelpon, Tak tahan menahan gejolak aku sudah menghiklaskan Panggillan itu. Tak mau menangangkat. Batin berasa mau keluar menuju rumah dia, Walau tak jauh dari sekitaran pusat kota. Bisik berkata. Kita sudah dari kecil kenal, dari umur yang belum tau apa-apa sampai kita SMA sekarang. Kamu sudah menjadi warna pelangi yang lengkap.
Ku langkahkan kaki yang berjalan pelan kini menjadi kuat. Tak tahan menahan Haru tangis,
Sampai di depan Pagar, Terdengar suara tangisan yang begitu membuatku bingung, Membuatku tak sadarkan diri. Mendekati pintu rumah. terbayang wajah yang bisa merubah kesedihan menjadi kenangan yang sudah terlampau ku rasakan. 

     Gemetar mulut untuk berucap, Kamu sudah ninggalin aku. kamu tega ya buat aku gila begini. Aku sabar koq selama ini. Terus kenapa kamu harus rela ninggalin kisah kita. Ku dekatin Wajah Putih yang masih terlihat cantik tpi sudah tak membukakan matanya. Senyum rautmu masih terbias di kisah kita.
Aku tak tahan, terus Keluar dari tempat duka itu . di selah itu abang dia narik tangan dan mengajakku ke tempat sepih. " Makasih ya sudah jagain aku sampai sekarang, Sampai dia menghembuskan Nafas yang tak ku duga. Adik aku nitipin Salam. Ini cerita tentang Persahabatan kalian. Sahabat yang bisa diucap Sperti Pacar Bahkan Lebih." Tak Haru, Raut Wajahku yang lesuh dan mata bercahaya kabur, Gelap  terus mengeluarkan Air mata yang tak henti-hentinya.
Apapun yang kulihat hari ini sampai kapanpun, di ragaku kami masih bisa berbahasa tubuh "Ucap Tegas ke abang"
Pamit dengan rasa menggebukan kesedihan.


By : Fikri Ibrahim Hrp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar