Rabu, 31 Desember 2014

Karna apapun, luka dan bahagia adalah teman yang paling akrab di dalam hati.

Bangun-bangun ada tatapan nanar tentang kejadian di awal tahun sampai dengan akhir tahun ini. Masih saja membuka mata, lalu mengingat hari-hari sebelumnya. Berpikir banyak dengan yang di alami bertahun-tahun. Bertanya-tanya "Apa karna usiaku yang semakin hari semakin beranjak ke jenjang dewasa lagi?" "Apa karna aku sudah merasakan pahit getirnya jatuh hati pun patah hati?" Mungkin saja, iya dan mungkin saja hanya sebuah proses dimana seorang anak akan merasakan apa yang di rasakan orang tua dulu. 

Mengingat kenangan di tahun lalu, aku selalu mengingat tentangmu, juga tentang kita. Entah kenapa, pikiran itu selalu terbayang dalam setiap perjalanan sampai dengan sekarang. Bahagia mengikat tentang khayalan yang dulu kita bayangkan sekelebet dengan puing-puing cerita canda lalu tawa, dan pagi itu membuatku tersenyum manis merasa malu-malu seakan pipih memerah begitu saja. 

Melamun adalah caraku menenangkan sendu yang bercampur malu pagi itu. Setiap harinya ingatan dimana kita saling merayu juga meramu seakan membawaku ke suasana lamunan yang semakin mengundang senyum manis.

Rabu, 19 November 2014

Aku bukanlah romantis, tapi aku belajar agar menjadi itu. Aku hanyalah puitis yang tak punya kisah romantis


Pada pagi yang semakin dingin, rangkulan kenangan mengembalikan ingatan tentang dimana dulu aku pernah menjadi cupu sebelum mengenal dirimu. Terlihat ragu atas senyuman yg selalu kamu lemparkan sejak itu, aku tau, itu awal dari perkenalan kita.
Dulu....

Detik-detik menghitung ingatan yg tak disangka. 

Sudah sepanjang inikah perjalan kita? 

Sudah sejauh inikah kisah duka kita?

Banyak kata yang tak ku duga dari sebelumnya, aku ingin mengatakan "Bahagiakah kau selama ini bersamaku?"

Kamis, 30 Oktober 2014

Gelisah

Entah mengapa hilir sendu berirama tak tentu, menggerutu seperti menjadi lawannya kebahagiaan, Tanpa tau itu takkan membuatnya kembali ke masa kebahagiaan.

Ia sedih, lalu merenung; Apa-apa pasti resah, mengingatmu juga begitu. 
Entah Mengapa, tiba-tiba keadaan berubah derastis ke angkah jarum jam yang tak disangka, membolak balikkan hati. Yang awalnya senang lalu sedih, tapi, yang ku dapati tak lagi kebahagiaan melainkan perih yang membuatku mengais seperti ini.

"Ingin ku iris segala penyebab luka, sedih hingga perih sampai luka semuanya hilang di telan bara. Pedih semakin sakit, terluka lalu membengkak dan membesar begitu saja"

Lagi dan tanpa perkembangan hati, semuanya menjadi merubah mood yang riuh gembira menjadi riuh senduh, hiup layuh di telan waktu.

Jumat, 10 Oktober 2014

Untukku Dan Teruntukmu

Beberapa menit sudah berlalu, dengan pikiran sebelah mata. 

Hari kini lebih haruh dari sebelumnya, lebih sendu dari hari kemarin. Katamu, Aku pernah di juluki perasaan yang sering disebut-sebut orang yaitu penyakit sendu. Seperti kerang yang tak pernah tahu didalamnya ada mutiara, tapi mutiaranya hilang di ambil orang, di rampas begitu saja. Dan, yang aku tahu walau aku bukan seperti mutiara yang selalu ada di dalam sebuah tempat tertutup seperti kerang, Tetap saja sendu, seperti aku mengenal dirimu, sejak itu. 

Perlahan, perubahan semakin mendekat. Kini sendu mulai menghilang dari pikiran-pikiran itu. Kata orang; berhijralah sebelum pikiran itu benar-benar merenggut khayalan-khayalan di bait indahmu, khayalan yang sudah kau anggap seperti kenyataan, seperti halnya menemukan emas, dan emas itu hanya kamu dan tanpa ada satupun orang yang bisa melihatnya, tapi emas itu hanya khayalan konyolmu. Dan memang hanya ada dalam angan-angan, bukan kenyataan. Kini terpuruklah aku dalam piluh. Maka banyak harapan sebelum sendu mengikat di pikiran. Jauhi sendu kalau takut dengan keangan-anganan konyol itu. Jauhi dia, Jauhi pikiran yang membuatmu piluh.

Kamis, 11 September 2014

I Y A

Pada dagu yang tipis, bertebaran senyum ramah penuh makna. . . . .

Mungkin beginilah aku menilai seseorang dari awal pertemuan. Saat ini ku ragu, apa bisa menikmati semua tanpamu? Jujur belum bisa, sedikitpun belum bisa.

Sembari di balik cerita dagu, raguku belum ku tentukan, apa ini juga belum bisa mastiin kalau kenyataan tak semanis cerita dulu. Ajari aku sayang, Ajari aku rindu...kumohon, kembalikanlah rasa itu seperti dulu, seperti kamu menikam rindu yang sudah lama kita bina, seperti gejolak bertebaran dimana-mana, Seperti angin yg kita rampas begitu saja. Yang di dalamnya dibungkus ; tawa, canda juga kesedihan.

Akankah keindahan dibalik cahaya itu masih bersinar seperti dahulu?

Akankah keelokan di setiap bait cerita masih penuh dengan harapan di masa depan?
Akankah kesedihan datang begitu saja tanpa kita undang?
Akankah sayang?
Akankah kematiannya rindu sudah kita tentukan kapan buat dia membunuhnya?
Akankah?

Rabu, 21 Mei 2014

Kesal sama Mimpi

Soremu sesejuk mentari seindah awan putih yang tak habis-habisnya. Sore yang amat amat indah untuk ku sudutkan di kenangan ini. Derita suka dan duka seakan berlari mendekatiku lalu menyuruhku  untuk menceritakan semuanya, iya semuanya. Ada diam untuk merangkul cerita ini, kenangan itu tak baik di simpan tapi lebih baik di tuliskan. Dari Kenangan yang penuh dengan cerita keindahan, cerita suka duka baiknya simpulkan di tulisan-tulisan kecilmu. Oke, akan ku rapikan kau di catatanku "bisikku dalam piluh". Saat itu Awan biru dengan sedikit hilir angin menyendraku membius halus sepoi sepoi.

Awal dari tatapan setelah disambut dengan senyuman seolah mulai rentan mendekatiku. Pelan-pelan kau memanah rasa suka yg tak ku duga dari sebelumnya. Terbiuslah aku saat itu. Owhhh ... Salah tingkah dan tersipuh malu-malu ingin menyapaku.
"Hallo, Ha haii " Muka memerah dipenuhi cibiran-cibiran lembut. "tolong aku, aku terbius olehnya"
Rasa lebai ini pun semakin tak terarah. Kata-kataku bercampur malu. Setelah sapaan yg sederhana dan bisa di artikan penuh makna, Aku kembali merapikan senyuman senyuman di pipih yang sudah memerah ini. Aku pergi, ada senyum yg sudah ku simpan di dalam pipih merahmu.

Kamis, 08 Mei 2014

Cerita keindahan

Ada malam dengan di kelilingi gemerlap bintang, redup lalu nyala redup lalu nyala redup lalu nyala. Indah nyaa. Cahaya itu seakan mengatakan 'aku boleh menjadi bagian pada malam mu?'. Siapa yang tak ingin di temani oleh cahaya, dalam batin. Aku lebih ingin sebelum di tunjuk apakah aku harus menjadi bagian dalam malammu. Senang terbawa ingin dalam suara ajakan. Senyum menyeringai merantah bantai, indah sekali cahaya nya. Aku suka sama cahaya, aku suka dalam keadaan ini. Suara suara kecil menyambutku. Bintang membungkus Kotaku .

Malam semakin indah saat bintang berpacu dengan bulan. Alhasil pecahan cahaya itu menyambut senyum yang ku lambaikan dari pijakan bumi ini. Dia seakan bebicara "Senyumlah, senyum ; kepada siapapun yg mengenalmu. Lemparkan sedikit sedekah itu, ibadahmu bisah berlipat-lipat saat percikan senyum menabur dimana-mana'. Imajinasi langsung terpancar, raut yang muda, bersih bahkan bersinar ada dimana-mana. Senang seketika memangil-manggil, Rohani segar, jasmani dengan senang menyambut rasa senang ini. 

Rabu, 23 April 2014

Aku menuntunmu bukan lagi kau !

Terhitung dengan jumlah berapa perdetik aku menuntun (mu) kembali dimana aku berusaha menjadi apa yang di minta dengan pemintaan batin . Satu persatu mengingatkan jalan, menatap lebar ke penjuru huni. Aku bertanya? Kenapa pintu ini masih saja terbuka lebar dengan di hidupkannya cahaya kecil yang menyela ke sela-sela kosong kecil. kenapa? Bisuk ku hanya menggerutuh. Bertahap setelah awal, Mengakui kecalakaan kecil ini terhitung berapa kali di masa peringatan. Menjamu keheningan juga mengikuti jalannya aku belajar menuntun (mu) . Aku sepi dikala itu, Ada kosong di pikiran yang mengancam imajinasiku, sunnguh piluh .

Betapa keram bencana kerinduan ini, Aku Haus saat ini. Haus akan keadaan seperti kemarin-kemarin. Masih belum sadarkah kau aku begitu berusaha menuntun (mu)! Masihkah! Masih! Begitu kasar aku mengungkapkannya, Apa kau tak peka dengan ini semua! ahh kau Payah! Sangat Payah ! Ocehan bergentang lantang saat hati berbicara kasar sperti ini. Aku bertanya kepadamu, Apakah Ada yang menuntun (mu) Selain.. .. . aku? Adakah? Adakah! Dengan gertakan pertanyaan yg membuatmu ketakutan. Tiga kali aku menanyakan Kepastian ini!

Jumat, 14 Maret 2014

Tak Perlu Sempurna

Sadarkah aku bukan apa-apa dimata yang kasar, aku tahu itu. Tapi kenapa begitu terpuruknya kehidupan sekarang. banyak permintaan yg ku alami. aku ingin menjadi sempurna, Aku ingin menjadi sempurna ; semm sem purrnaa. Kata-kata itu masih membayang-bayang di pikiran. Seperti ada burung yang sedang terbang di atas kepalaku mengejekku untuk menjadi seorang yang sempurna. Akupun benar-benar terpuruk menahan sedih. Tuhan tunjukkan aku ke jalan menuju kesempurnaanmu. Mengeluh lah yang ku tau saat itu. Menggerutu, nyeletuk ke pikir yg mendalam. Sampai berdo'apun aku selalu mengeluh. Kenapa aku tak pernah puas menjadi pribadi yang sebenarnya diciptakan Tuhan paling sempurna diantara makhluk ciptaaan yang lainnya. Aku tau tapi kenapa aku selalu begini. Tuhan tuhan tuhaann .

Senin, 10 Maret 2014

Ingatkah ?

Ingatkah, saat aku baru pertama menceritakan tentang mengapa aku harus begini ? Orang yang pertama aku cari itu kamu, iya kamu. Wanita yg paling berharga di antara wanita yang lain?
Ingatkah, saat aku mengucapkan kalau aku orang yg pertama menangis karenamu? itu kamu yang membuatnya, aku gak pernah mengada-ngada. Ini masalah hati, bukan tentang kebohongan?
Ingatkah, saat aku pertama mengucapkan kalau aku mencintaimu lewat telepon genggam bukan lewat lisan yang bertatapan langsung?
Ingatkah, saat kita berjalan berdua, menggenggam erat kepalan tangan kita dan mengucapkan begitu nyaman genggaman ini. kamu ingat kan ?
Ingatkah, saat aku mengecup lembut kening dengan menutup mata yang malu? kamu begitu cantik saat memejamkan mata perlahan. Aku tak bisa mengalihkan pikiranku dengan ini. Aku sungguh mendalaminya.
Ingatkah, saat aku dan kamu beraduh pendapat, tak pernah searah. aku selalu mau menang sendiri, kamu juga begitu tapi kita sama-sama nyambung dengan keadaan seperti itu?

Kamis, 06 Maret 2014

H A T I .

HATI . . .
Apa kau tau pagi itu HATI sedang berkicau semaunya, merabah kata demi kata yang ia dapat, ternyata HATI tau apa yang akan ia lakukan. Saat Gelisah mendekat perasaan perlahan menampakan diri, tanpa di suruhpun ia bergegas keluar. Aku tak suka dengan keadaan ini, membuat tubuhku menggerutuh tak menentu. Aku benci kenapa mesti ada hati yang berkicau di pagi itu. Kau tau betapa lemahnya hati daripada aku sendiri. Mungkin aku begitu hina dengan kelemahan itu.

Merambat tak tentu arah, Darah ini mengalir ke seluruh urat-urat yang kecil membuat bisikan tubuhku seakan melemah. Aku tak kuat dengan keadaan ini. Aku takut HATI tak bisa menahan amarahnya. Saat kau sapa dengan kuat "Siapa yang ada di HATIMU sekarang?" Lantang terdengar keras, Aku hanya menundukan kepala dan tidak tahu menahu tentang ini.

Kamis, 27 Februari 2014

Kotaku berlumur Kabut

Hari menyapaku dengan kasar, kali ini aku tak tau mengapa dunia seakan di penuhi asap kabut yang tak habis-habisnya. ahh Gelap memang gelap. Asap merusak di sekujur pernapasan, merasuk ke relung yang rendah. kau tau kenapa kotaku dan kotamu Sama? Karena Tuhan itu maha adil, Dia tak membeda-bedakan mana yang baik dan jahat. Dosakah kita kepada Tuhan ? Bukan dosa kalau kita mengingatnya setiap hari. tapi bagi mereka yang sesukanya merusak ciptaan yang paling indah di muka bumi. Indahnya bukan kalau hijauan daun bisa sesubur yang dulu. Detik demi detik perputaran semakin kencang, banyak yang tak menduga kenapa ini meski terjadi lagi.

Dahulu kira-kira aku masih berumur 10 tahun, kotaku setiap paginya di lumuri dengan asap kabut yang segar. Aku tak pernah melewatkan ini, sungguh segar sapaan ini menyambutku di setiap paginya. Sendiri bersama bahkan sama siapa pun tetap saja Asap kabut ini segar. Tetapi asap kabut yang membuat segar ini namanya Embun bukan seperti yang sekarang.

Selasa, 25 Februari 2014

Mengartikan Hati dan darah yang menahan.

Aku mendekati sedalam mungkin apa yang sudah menjadi kepekaanku, perlahan tak sanggup tuk ku rangkul, tak lagi bisa ku raih. Kau tau kenapa aku mengucap kasar seperti itu ! Karena betapa lembutnya hatiku untuk mengucapkannya akan tetapi bibir ini mengeras dengan sendirinya. Huuh sedih di raut wajah yang penuh dengan kegundahan.

Beralih ke arah yang mengesankan untuk berbicara hati ke hati, tak ku sangka ini bisa mengubahnya menjadi pelajaran yang sulit jika aku sungguh mendalaminya. Betapa lemahnya hati para lelaki jika mengetahui kepekaan itu sudah merajalela di dada. Hancur berkeping, perasaan semakin menakut-nakuti, kacau yang berlebihan. Begitulah sepertinya jika seorang lelaki tau kalau dia bisa menjadi kepekaan yang berkembang. Aneh tidak !

Senin, 24 Februari 2014

Merangkai Senyum dalam buta

Hallo kicauan yang membuat sendu menjadi rindu, kita kembali tersenyum menyapa kelembutan ini, Haru keriangan di kelopak mata kita bersama. Aku turut senang dengan semua yang sedang berjalan, berkumpul, bercerita tentang keanehan dunia. Rasa malu bisa saja terjadi saat tatapan tentang hati mulai berirama. Sesuka hati melontarkan senyum tanpa alasannya.

Suara sambutan masih bisa dirasa, di jabah dengan tegas dan lama-kelamaan bisa saja berubah menjadi saksi dimana kalau diantara lemparan senyum bisa mengayunkan perasaan. Aku tak bisa berdusta, kau yang membuatnya senyuman itu menjadi satu lompatan dimana diantara satu senyuman memiliki beribu makna dan satu tujuan untuk di tahan di dada. Ada sesak, ada juga goyangan jantung yang membuat perasaan semakin dekat. Itu hati dari bilik senyuman.

Kamis, 06 Februari 2014

NINA BOBO

SEBUAH TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG. BULAN BULAT BERSINAR. NINA MEMASUKI PANGGUNG.

NINA (Menangis)       : Kejam! Benar-benar kejam! Huhuhu… katanya cinta tapi ternyata selama ini dia juga pacarin cewek lain. Kalau dulu dia pasti selalu ngerayu, honey, honey, i love you. Honey, honey, cintaku. Honey, honey, ku sun dulu. Merah bibirmu semerah geloraku padamu. Huhuhu… dasar playboy! Buaya! Sekali buaya, tetap buaya! Buaya yang pandai merayu, tapi setelah itu,  semuanya bullshit! Bullshit shit shit! Pembohong! Pembual! Aku dicelein, aku ditipu. Aku tertipuuuu! Huhuhu….


BAYU DENGAN STYLE ANAK BAND MEMASUKI PANGGUNG. MARAH-MARAH. MENENDANG SEBUAH KALENG MINUMAN


Rabu, 05 Februari 2014

Resah dari suara kapal terbang

Malam kelabu nan sedih datang menghampiriku, lalu berucap "Apa yang sedang terjadi dengan mood hari ini?" Raut wajah yang penuh dengan senyuman bisa berubah segalanya. Terpojok layuh di sudut kamar, meratap hendphone yang tiada daya untuk digunakan lagi. Melirik sekejap dengan tenang ada harapan dengan hari ini, tapi harapan itu tiba-tiba mengubahnya saat aku baru sadar terdengar suara jaringan yang merusakkan mood . wiiinnggggggggg hungggggg grgrgegegeegerrrrggkk.. Apa-apa saja yang membuat ini merubah menjadi kelabu.

Saat ku tatap harapan yang sudah usang dengan tanpa tutup di belakang hendphone. Sebenarya amarahku sudah tak terkendalikan, aku masih saja merenungi. kenapa dengan adanya komunikasi seperti ini masih saja bisa mengganggu kesenangan dan ketertawaan bersama. Ada yang aneh dibalik kesedihan itu.

Selasa, 04 Februari 2014

SUBUR DI HATI SUBUR DI MEDIA

Salam dari kedipan mata yang memandang kelam meminta untuk selalu kusapa dengan daya tak begitu kuat. Ada harapan, ada kenangan, ada pula perhatian yang mungkin bisa membawa sore ini kembali menyapaku. Aku melihat ke atas, apa yang selalu ku bayangkan di langit itu? Apa selalu meminta untuk ku lampiaskan ke tulisan ini? Sampai aku lelah memandanginya, takkan disuruhpun niat yang ku tekatkan harus dibenai dari pancaran yang memanjang dan melingkar di roda perputaran ini. 

Beralih dari udara yang panas dan gersang akan dedaunan ini seakan membuatku tak mengeluh. Walau banyak media yang sekarang tempat ajang dimana setiap kegiatan yang dialami selalu

Senin, 27 Januari 2014

Manisnya Negeriku

Memang manis, manis Gula-gula
Begitu juga negeri kita tercinta
Banyak suku, Suku dan Budaya
Ada Jawa, Sumatera sampai Papua


Semuanya ada disini
Hidup Rukun damai berseri-seri


Ragam Ummat, Ummat Budayanya
Ada Islam, Ada Kristen Hindu Budha
Semuanya ada disini
Bersatu di Binneka Tunggal Ika

Indonesia, ..
Negara kita tercinta
Kita semua wajib menjaganya
jangan sampai kita terpecah belah Oleh pihak lainnya
 

Pancasila , ..
Dasar Negara kita
Dengan UUD tahun 45-nya
Jangan Sampai kita di adu domba
Oleh Bangsa Lainnya


Karya Pujiono Indonesian Idol
Created by Fikri Ibrahim hrp

Rabu, 22 Januari 2014

Mempercepat Hubungan Itu Tidak Baik

Pagi, Terdengar hendphone bergetar. Semula membuka mata yang penglihatan gelap menjadi terang secerah hari itu. Karna yang pertama di cari setelah bangun tidur itu tak lain adalah Hendphone. Hendphone sudah menjadi teman dimana pun berada, itu sudah pasti. Dilirik ke arah lampu yang berkerlip hijau lalu dua detik kemudian menjadi biru, biasanya Ini pertanda ada Satu diantara banyaknya Pesan atau pun Chat yang masuk ke ruangan berkerlip ini. 

Ketika di lirik, benar dugaaan yang tadinya masih melenceng kini pas dan tepat dipikiran yang masih melayang-layang. Ada ucapan lembut yang membuat senyuman di kala itu terkesinambung senang, Raut wajah yang tadinya masih lusuh dengan mata yang layuh kini berubah seketika. Selamat Pagi buat yang lagi ku rindukan. ada

Selasa, 21 Januari 2014

Salah satu arti Media

Salam di tengah Polusi udara yang sengsara akan hangatnya itu, berjalan seperti biasa dengan asap sederhana bukan kemewahan. Panas sengatan ini semakin menggila dengan bisa diibratkan pepohonan yang tinggal di neraka dunia. Begitulah yang mencekam di kedua mata dan kedua telingah bahkan diseluruh tubuh yang lemah dengan kekuatan yang full power. 

Bisa bersyukur itu hal yang lazim untuk diletakkan di batin, di kehidupan sehari-hari tanpa ada keluh-keluhan yang merajalela di masa-masa yang dihantui sekarang. Merajuk bukan lagi perlakuan masa yang modern ini. Dengan instan kita bisa menari bersama, mencari kesenangan tanpa merajuk dan mengeluh. Satu lagi hal yang sering diucapkan. Galau (dilanda kedilemaan masa remaja merajut dewasa) itu sering terjadi.

Sabtu, 18 Januari 2014

Mengenal Pahit dulu pasti Manis :)

Harus mengucapkan salam mungkin lebih ramah dan lembut di telingah yang bisa mendengar dan membayangkan tulisan tulisan ini. Selamat Malam atau pagi walau ini sebenarnya tengah malam . Semoga saja tulisan kali ini bisa membawa ke suasana tertidur pulas bukan membayangkan lebih dalam .
 
Ditengah malam, ada dingin di suhu tubuh. dingin yang bisa masuk perlahan demi perlahan ke selah pori tubuh. Badan semakin dingin, khususnya ingatanpun semakin lemah walau keadaan yang kacau ini bisa mengubah menjadi tulisan-tulisan kecil. iya sepertinya. Menghirup salah satu ciptaan Tuhan yang tiada henti-hentinya habis adalah salah satu kasihmu kepada makhluk hidup. Tentunya manusia yang bisa mengucapkan rasa syukur yang menjunjung tinggi kenikmatan ini. 

Kamis, 16 Januari 2014

Keinginan itu Tak Segampang Meminta

Aku kembali dengan ingatan yang lemah, lentur di bekuan otak. Merasa lagi-lagi ada yang menjanggal di benak kecil ini. Setiap harinya seperti biasan-biasan Cahaya berlinang, bersandar dibawah terik matahari setelah tadi malam melewati Rembulan cerah di hiasai kerlap kerlip bintang. Mengasah dan bertanya, Hendak kemanakah aku ditahun-tahun berikutnya? Apa masih saja begini, masih saja berhenti di topangan Abang dari anak pertama Ibuku. Sekecil masalah ini terus menghantam dipikiranku yang lemah. Aku memang lemah dengan kedilemaan yang sudah terjadi 2 tahun melewati masa-masa Sekolah Menengah Atas.

Tanpa terasa sudah 2 Tahun menjadi pekerja yang menikmatin kesenangan sedih dan dukanya bersama kertas-kertas Kosong, dengan Copyan yang lebih dari ribuan kertas. Hal ini memang sudah dekat dan melekat semenjak baru Lulus dari masa-masa belajar, belajar dengan tulisan-tulisan Formal yang diajarkan Seorang Guru tanpa tanda jasa. Dengan memakai seragam,

Rabu, 08 Januari 2014

Hirupan yang tak sama seperti Senja

Aku duduk tersandar di bahu bumi, melirik sedikit demi sedikit keindahan. Memandang, membayangkan kelembutan udara segar . Kicauan merdu memanggilku, dia berucap "hiruplah sesukamu" Sesuka yang pernah menjatuhkan hatimu. Ingatkan tekat yang indah diantara indahnya Udaramu. 

Berdiri diantara kicauan, kasar sampai lembut. Hirupan ini semakin mendesak ke dada menusuk lalu merenggut labirin labirin kecil menggoyahkan ingatan tentang Senja , Senja yang be-rirama, Senja berwarna Oranye dihiasi kebiru-biruan di langit. Udara dan senja seakan menyatukan hiasan.

Selasa, 07 Januari 2014

Curahan sedikit

Aku kembali menyapa tulisanku, tulisan yang masih kecil, Pemula. iya sering disebut begitu. Awalnya aku tak bisa membuat bahkan merangkai kata demi kata yang sudah ku tulis di Blogku yang Pertama sampai yang ke 14. Ada rasa Haru dan bingung saat semua Teman bahkan Sahabat bisa bercerita tentang apa yang sudah terjadi di tulisan tulisan itu.

Malam ku tatap dengan kelembutan kedua mata dan kelopak yang berkedip. Aku tak henti hentinya bercerita tentang kata kata yang mempuitiskan cerita, Seakan cerita cerita kecil ini di sanjung sama si pembaca. Banyak cerita yang mengejutkan Saat tulisan ku berubah

Senin, 06 Januari 2014

Pelukan ini seperti Ibu

Sore, kini aku keluar di bawah rintihan gerimis yang membuat aku merindu. Dalam hitungan detik yang telah memutarkan siang menjadi kelam . Suara buliran rindu yang turun dari atas sana ku hiraukan. Aku berjalan tak henti arah, mengingat kalau air yang turun ini Air yang tak biasa dari biasanya. 

Berawal laju kendaraan yang menunjukkan dimana tempat yang seharusnya bersinggah di bawah buliran, buliran yang membuat kerinduan. Iya, Ada Rindu di balik kesenjangan bulir yang turun sedikit demi sedikit.

Rabu, 01 Januari 2014

Otak yang berangan-angan

Berawal mentari yang menyinar disudut kota. ditengah-tengah gemerlap rintihan sinar yang tak kunjung reda. Berjalan merodai dunia, mengutarakan pendapat yang membawa mimpi bersama, bercerita masa depan. Gimana kalau kita bermimpi dari sekarang, kita harus mengutarakan 1(Satu Motivasi) 1 Kalimat yang tak pernah padam di ucap bibir tegas . Mimpi tak perlu berhayal jauh, cukup dekatkan di hati dan ucapkan "Mimpi paling indah itu berwarna dengan siapa pun dan tak pandang keladi dengan pergaulan".

Seru-seruan dengan masa depan itu lebih seru dibanding dengan bermimpi ke belakang. Pikiran yang berlogika konyol ngawur kadang bisa menjadi motivasi ke siapapun. Kata-kata yang keluar